Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tae-yul, mengungkapkan bahwa keputusan singkat Presiden Yoon Suk Yeol untuk memberlakukan darurat militer telah menciptakan hambatan dalam komunikasi dengan tim Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, serta melemahkan momentum politik kedua negara.
Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers langka bersama Menteri Keuangan Choi Sang-mok yang ditujukan untuk media asing pada Rabu (20 Desember 2024).
Upaya tersebut bertujuan untuk meredakan kekhawatiran sekutu internasional Korea Selatan sekaligus menenangkan pasar yang bergejolak akibat krisis politik terbesar dalam beberapa dekade terakhir.
Baca Juga: Pemerintah Korsel akan Gelar Rapat Kabinet Luar Biasa Minggu Ini, Apa yang Dibahas?
Gangguan dalam Komunikasi Diplomatik
Menteri Cho mengakui bahwa Seoul sebelumnya telah membangun saluran komunikasi yang kuat dengan tim kampanye Trump, bahkan lebih kokoh dibandingkan hubungan negara lain dengan presiden terpilih tersebut. Namun, situasi darurat militer yang kontroversial telah "mengurangi momentum politik" antara kedua belah pihak.
"Benar bahwa selama dua minggu terakhir terdapat beberapa gangguan dalam komunikasi akibat situasi ini," ungkap Cho.
Gangguan ini dinilai berpotensi menghambat kelancaran transisi kerja sama diplomatik antara Seoul dan Washington, yang selama ini menjadi pilar penting dalam menjaga stabilitas regional di Semenanjung Korea dan kawasan sekitarnya.
Respons Pemerintah Korea Selatan
Dalam upaya memulihkan kepercayaan internasional, pemerintah Korea Selatan menjamin bahwa keputusan darurat militer tersebut hanya bersifat sementara dan tidak mencerminkan arah kebijakan jangka panjang negara.
Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Korea Selatan Tinjau Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol
Menteri Keuangan Choi Sang-mok menegaskan bahwa langkah-langkah telah diambil untuk menstabilkan pasar domestik yang sempat terguncang.
"Kami tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan ekonomi dan kerja sama internasional di tengah situasi ini," jelas Choi.
Dampak Politik dan Ekonomi
Krisis politik ini tidak hanya menimbulkan ketidakpastian dalam hubungan luar negeri tetapi juga memengaruhi pasar finansial Korea Selatan.
Bursa saham Seoul mengalami fluktuasi tajam, dan nilai tukar won terhadap dolar AS sempat melemah sebelum perlahan kembali stabil setelah pernyataan pemerintah.
Para analis memperingatkan bahwa ketidakpastian politik dapat berdampak negatif pada investasi asing serta merusak reputasi Korea Selatan sebagai negara dengan demokrasi yang stabil di kawasan Asia Timur.