Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Jatuhnya pemerintahan Afghanistan ke tangan Taliban membuat Presiden Amerika Serikat Joe Biden cukup kecewa. Biden merasa para tentara Afghanistan enggan memberi perlawanan meski telah menerima banyak pelatihan dari tentara AS.
Bukan cuma itu, Biden juga menyalahkan pengambilalihan Taliban di Afghanistan pada para pemimpin politik Afghanistan yang melarikan diri dari negara itu.
"Ini terjadi lebih cepat dari yang kami perkirakan. Para pemimpin politik Afghanistan menyerah dan melarikan diri dari negara itu. Militer Afghanistan menyerah, terkadang tanpa berusaha melawan," ungkap Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, hari Selasa (17/8), seperti dikutip Reuters.
Meskipun demikian, Biden merasa keputusan AS untuk menarik pasukannya secara penuh dari Afghanistan adalah keputusan yang tepat.
"Saya berdiri di belakang keputusan saya. Setelah 20 tahun, saya telah belajar dengan cara yang sulit bahwa tidak pernah ada waktu yang tepat untuk menarik pasukan AS. Itu sebabnya kami masih di sana," lanjutnya.
Baca Juga: Pentagon kirim 1.000 pasukan tambahan untuk mengevakuasi warga AS di Kabul
Dia memperingatkan para pemimpin Taliban bahwa mereka akan menghadapi kekuatan yang lebih menghancurkan jika mereka mengganggu penarikan pasukan AS.
Pada hari Jumat (13/8), Biden menyetujui pengiriman sekitar 3.500 tentara tambahan ke Kabul untuk mengevakuasi staf kedutaan. Pentagon pada hari Senin (16/8) juga menyetujui pengiriman 1.000 pasukan tambahan ke wilayah tersebut.
Dalam pidatonya, Biden mengakui pergerakan Taliban yang cepat kali ini benar-benar di luar dugaan. Sebelumnya intelijen AS memperkirakan bahwa Kabul akan dikuasai Taliban dalam kurun waktu 90 hari.
Baca Juga: Taliban berkuasa, Inggris tegaskan tidak bakal kembali ke Afghanistan
Bukan cuma itu, Biden juga mengkritik kebijakan pendahulunya, Donald Trump, yang merundingkan kesepakatan dengan Taliban sehingga membuat kelompok tersebut lebih kuat secara militer sejak 2001.
AS dan sekutunya menginvasi Afghanistan setelah serangan 11 September 2001 di New York. Pasukan Paman Sam langsung menggulingkan Taliban yang saat itu berkuasa di Afghanistan dan dianggap menjadi rumah gerilyawan Al Qaeda, dalang di balik serangan tersebut.
Sejak saat itu ribuan tentara AS telah berperang dan kehilangan nyawanya di Afghanistan. Setelah 20 tahun berada di sana, Biden resmi mengakhiri misi militer di Afghanistan untuk menghentikan perang.