kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kehadiran Pasukan Perdamaian di Ukraina Mengarah pada Bentrokan Langsung Rusia-NATO


Rabu, 23 Maret 2022 / 17:40 WIB
Kehadiran Pasukan Perdamaian di Ukraina Mengarah pada Bentrokan Langsung Rusia-NATO
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menghadiri pertemuan dengan timpalannya dari Turki Mevlut Cavusoglu di Moskow, Rusia 16 Maret 2022.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  MOSKOW. Pemerintah Rusia pada hari Rabu (23/3) mengutuk proposal Polandia untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian internasional ke Ukraina. Rusia memperingatkan bahwa hal itu dapat mengarah pada bentrokan langsung antara pasukan Rusia dan NATO.

Polandia mengatakan Jumat lalu bahwa pihaknya akan secara resmi mengajukan proposal untuk misi penjaga perdamaian di Ukraina pada pertemuan puncak NATO berikutnya. 

Ditanya tentang inisiatif tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan: "Itu akan menjadi keputusan yang sangat sembrono dan sangat berbahaya."

Dia mengatakan kepada wartawan melalui panggilan konferensi bahwa kemungkinan kontak antara pasukan Rusia dan NATO dapat memiliki konsekuensi yang jelas yang akan sulit untuk diperbaiki.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.

Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dalam upaya untuk memaksanya menarik pasukannya.

Berbicara di Kyiv pekan lalu, pemimpin partai yang berkuasa di Polandia Jaroslaw Kaczynski mengatakan: "Saya pikir perlu untuk memiliki misi perdamaian - NATO, mungkin beberapa struktur internasional yang lebih luas - tetapi misi yang akan dapat mempertahankan diri, yang akan beroperasi pada wilayah Ukraina."

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga menyerang proposal tersebut dalam sambutannya kepada staf dan mahasiswa di Institut Hubungan Internasional Negara Moskow pada hari Rabu.

"Ini akan menjadi bentrokan langsung antara angkatan bersenjata Rusia dan NATO yang semua orang tidak hanya berusaha menghindarinya tetapi juga mengatakan bahwa pada prinsipnya tidak boleh terjadi," katanya.




TERBARU

[X]
×