Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim menanam jagung dan kedelai di wilayah Afrika Selatan telah berlalu. Bahkan bisa dikatakan, sulit bagi petani menanam tanaman apa pun saat ini, karena musim kering telah menerjang sejumlah daerah pertanian di wilayah tersebut. Kondisi ini dikhawatirkan dapat memicu kenaikan kebutuhan untuk mengimpor kedelai dan jagung.
Jannie de Villiers,The Chief Executive Officer of Grain SA mengatakan, kondisi kekeringan saat ini sangat mungkin mengulangi kekeringan yang pernah melanda Afrika pada tahun 2016. "Beberapa skenario yang kami lihat tampaknya kekeringan kali ini bakal lebih suram daripada kekeringan yang pernah ada sebelumnya," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (29/12).
Sementara pada waktu bersamaan, kondisi keuangan sebagian besar unit-unit pertanian di area produksi jauh lebih buruk daripada tahun 2016. Belum lagi harga gandum yang sedang jatuh membuat petani enggan mengambil risiko untuk menanam di luar kondisi normal, seperti halnya pernah di lakukan pada tahun 2016.
Jacques Taylor, The Head of sub-Sahara Afrika at esuipment maker Deere & Co menambahkan, pada awal Desember 2018 ini, kondisi para petani jagung sedang tertekan karena mereka harus berhadapan dengan musim kering ketika musim menanam jagung tiba.
Curah hujan yang melanda Afrika pada tahun 2015 tercatat sebagai yang terendah sejak El Nino melanda wilayah tersebut pada tahun 1904, dengan kota-kota seperti Johannesburg tercatat memilki suhu tertinggi.