kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kelangsungan bisnis meragukan, saham AirAsia disuspen bursa saham Malaysia


Rabu, 08 Juli 2020 / 13:37 WIB
Kelangsungan bisnis meragukan, saham AirAsia disuspen bursa saham Malaysia
ILUSTRASI. Pesawat AirAsia di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2


Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Bursa saham Malaysia menghentikan sementara perdagangan (suspend) saham AirAsia Group Bhd pada Rabu (8/7). Hal ini terjadi setelah auditor Ernst & Young melaporkan ada ketidakpastian dalam kelangsungan bisnis perusahaan setelah terkena dampak virus corona. 

Dalam laporan untuk kinerja keuangan 2019, disebutkan bahwa liabilitas lancar maskapai penerbangan ini telah melebihi aset lancar sebesar 1,84 miliar ringgit atau US$ 430 juta. 

Di tahun tersebut, AirAsia pun mencatatkan kerugian bersih hingga 283 juta ringgit. 

Baca Juga: Malaysia's AirAsia sees 2020 capacity at 45-60% of 2019 levels on virus hit

Ernst & Young dalam pernyataannya di bursa saham Kuala Lumpur juga menyebut, kinerja keuangan dan arus kas AirAsia kini semakin terpukul oleh pembatasan perjalanan akibat pandemi virus corona. 

"Kemerosotan dalam perjalanan udara dan kinerja keuangan perusahaan penerbangan menunjukkan adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan pada kemampuan Grup dan Perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usaha," ujar Ernst & Young dalam auditnya. 

Sebagai tanggapan, AirAsia mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa bursa saham Malaysia telah memberikannya keringanan 12 bulan dari diklasifikasikan sebagai perusahaan yang tertekan secara finansial - sebuah klasifikasi yang akan mengharuskannya untuk menyerahkan rencana peningkatan bisnis.

Pemerintah Malaysia memang telah memperluas bantuan kepada perusahaan-perusahaan lain yang mungkin menghadapi dampak bisnis dari pandemi.

Memang pandemi Covid-19 telah menjerumuskan industri penerbangan secara global ke dalam krisis karena kontrol perbatasan dan masalah kesehatan yang membuat permintaan perjalanan udara anjlok. 

Baca Juga: AirAsia Group cetak penjualan tertinggi hingga 41.000 kursi dalam sehari

Senin (6/7), AirAsia telah melaporkan kerugian triwulanan sebesar 803,8 juta ringgit atau US$ 188 juta. Ini menjadi kerugian terbesar bagi AirAsia sejak listing pada November 2004 silam. 

Perusahaan sebenarnya sudah mengungkapkan sedang melakukan evaluasi proposal untuk meningkatkan modal untuk memperkuat basis ekuitas dan likuiditas.

Di sisi lain, nilai saham AirAsia telah berkurang setengahnya sepanjang tahun ini, sehingga memberikan kapitalisasi pasar sekitar US$ 670 juta.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×