kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kematian melonjak, WHO serukan penggunaan dexamethasone buat pasien corona parah


Selasa, 23 Juni 2020 / 15:13 WIB
Kematian melonjak, WHO serukan penggunaan dexamethasone buat pasien corona parah
ILUSTRASI. Sebuah ampul dexamethasone dalam foto ilustrasi yang diambil pada 17 Juni 2020. REUTERS/Yves Herman


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan untuk peningkatan cepat dalam produksi dexamethasone, steroid murah yang telah terbukti mengurangi kematian pada pasien virus corona baru yang sakit parah.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, permintaan dexamethasone telah melonjak setelah ilmuwan Inggris mempublikasikan keberhasilan uji coba obat itu. Tetapi, ia yakin, produksinya bisa ditingkatkan.

Sekitar 2.000 pasien diberi dexamethasone oleh para peneliti yang dipimpin tim dari Oxford Unversity, dan obat itu berhasil mengurangi kematian hingga 35% di antara yang paling sakit, menurut temuan yang diterbitkan pekan lalu.

Baca Juga: Dunia butuh persatuan, WHO: Politisasi pandemi telah memperburuk keadaan

"Meskipun data masih awal, temuan baru-baru ini bahwa steroid dexamethasone memiliki potensi penyelamatan jiwa bagi pasien Covid-19 yang sakit kritis memberi kami alasan yang sangat dibutuhkan untuk menggunakannya," kata Tedros, Senin (22/6).

"Tantangan selanjutnya adalah meningkatkan produksi dan mendistribusikan dexamethasone secara cepat dan merata ke seluruh dunia, dengan fokus pada negara-negara yang paling membutuhkan," ujar dia seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Dexamethasone telah ada di pasaran selama lebih dari 60 tahun dan biasanya berfungsi untuk mengurangi peradangan.

Tapi, WHO menekankan, dexamethasone hanya boleh digunakan untuk pasien dengan penyakit parah atau kritis di bawah pengawasan klinis yang ketat.

Baca Juga: Warning WHO: Kasus virus corona melonjak di negara-negara besar, terutama Brasil

Ada risiko dexamethasone dipalsukan

"Tidak ada bukti obat itu bekerja untuk pasien dengan penyakit ringan atau sebagai tindakan pencegahan, dan itu bisa menyebabkan bahaya," kata Tedros memperingatkan.

Dia bersikeras, negara-negara dengan jumlah pasien virus corona dalam kondisi sakit kritis yang banyak perlu diprioritaskan untuk mendapatkan dexamethasone.

Hanya, Tedros memperingatkan, pemasok harus menjamin kualitas dexamethasone, "karena ada risiko tinggi produk di bawah standar atau dipalsukan memasuki pasar".

Baca Juga: WHO perbarui kriteria pasien sembuh corona, tidak perlu dua kali swab negatif

Jumlah kasus virus corona yang terkonfirmasi di seluruh dunia telah menembus angka sembilan juta dan menewaskan lebih dari 468.500 orang sejak wabah bergulir di China pada Desember tahun lalu.

"Hampir setiap hari kita mencapai rekor baru dan suram," sebut Tedros yang mencatat, lebih dari 183.000 kasus baru pada Minggu (21/6), paling banyak dalam satu hari sejauh ini.

Tedros bilang, beberapa negara menyaksikan peningkatan yang cepat dalam kasus dan kematian. Sementara yang lain yang berhasil menekan penularan sekarang melihat peningkatan kasus ketika mereka membuka kembali masyarakat dan ekonomi mereka.




TERBARU

[X]
×