kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembali meningkat, kasus kematian Covid-19 di Brasil tembus 500.000


Minggu, 20 Juni 2021 / 07:00 WIB
Kembali meningkat, kasus kematian Covid-19 di Brasil tembus 500.000


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SAO PAULO. Jumlah kematian di Brasil akibat Covid-19 telah tembus 500.000 pada Sabtu (19/6). Kini para ahli kembali memperingatkan bahwa wabah paling mematikan kedua di dunia itu dapat memburuk karena vaksinasi yang tertunda dan penolakan pemerintah untuk mendukung langkah-langkah jarak sosial.

Hingga saat ini, baru 11% orang Brasil yang telah divaksinasi sepenuhnya. Ahli epidemiologi memperingatkan bahwa, dengan tibanya musim dingin di belahan bumi selatan dan varian baru dari virus corona yang beredar, kematian akan terus meningkat bahkan jika imunisasi meningkat.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Brasil telah mencatat 500.800 kematian dari 17.883.750 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi hingga kemarin. Ini menjadi jumlah kematian akibat Covid-19 terburuk di luar Amerika Serikat. Selama seminggu terakhir, Brasil memiliki rata-rata 2.000 kematian per hari.

Pandemi Covid-19 terus menghancurkan negara-negara di kawasan ini dengan Pan American Health Organization (PAHO) melaporkan 1,1 juta kasus baru Covid-19 dan 31.000 kematian di Amerika minggu lalu. 

Baca Juga: Ini lima hal tentang Varian Delta yang mendominasi infeksi virus corona

PAHO mencatat kenaikan di enam negara bagian Meksiko, Belize, Guatemala, Panama dan beberapa tempat di Karibia.

PAHO memperingatkan bahwa situasi Covid-19 Kolombia pun berada pada titik terburuknya, dengan tempat tidur unit perawatan intensif sudah penuh di kota-kota besar.

Para ahli melihat jumlah korban di Brasil, yang sudah menjadi yang tertinggi di Amerika Latin, meningkat jauh lebih tinggi.

"Saya pikir kita akan mencapai 700.000 atau 800.000 kematian sebelum dapat melihat efek vaksinasi," kata Gonzalo Vecina, mantan kepala regulator kesehatan Brasil Anvisa, yang memprediksi percepatan kematian dalam waktu dekat.

"Kami mengalami kedatangan varian baru ini dan varian India akan mengirim kami untuk mengulang gelombang sebelumnya."

Vecina mengkritik penanganan pandemi oleh Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro, termasuk kurangnya tanggapan nasional yang terkoordinasi dan skeptisismenya terhadap vaksin, penguncian, dan persyaratan pemakaian masker, yang telah ia coba kendurkan.

Ribuan warga Brasil memprotes manajemen pandemi Bolsonaro dalam demonstrasi nasional yang digelar Sabtu (19/6), menyalahkan pemerintah atas tingginya angka kematian dan menyerukan penggulingan presiden.

Raphael Guimaraes, seorang peneliti di pusat biomedis Brasil Fiocruz, mengatakan penundaan program vaksinasi di negara berpenduduk terpadat di Amerika Latin itu berarti efek penuhnya tidak akan terasa sampai September atau lebih.

Guimaraes memperingatkan bahwa Brasil dapat melihat kembali pemandangan terburuk dari puncak kasus yang terjadi pada Maret-April, ketika negara itu mencatat rata-rata 3.000 kematian per hari.

"Kami masih dalam situasi yang sangat kritis, dengan tingkat penularan yang sangat tinggi dan hunian tempat tidur rumah sakit yang masih kritis di banyak tempat," katanya.

Minggu ini, kasus baru yang dikonfirmasi di Brasil meningkat menjadi rata-rata lebih dari 70.000 per hari, melampaui India untuk yang terbanyak di dunia.

Baca Juga: Jumlah terinfeksi virus corona bertambah 12.906 kasus pada Sabtu (19/6)

Vaksinasi akan sangat penting dalam mengalahkan virus di Brasil, karena negara itu gagal mencapai konsensus tentang jarak sosial dan masker, kata Ester Sabino, seorang ahli epidemiologi di Universitas Sao Paulo.

"Kami benar-benar perlu meningkatkan vaksinasi dengan sangat cepat," katanya.

Namun, berkaca dari negara tetangga, Chili, yang seperti Brasil sangat bergantung pada vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China, menunjukkan bahwa mungkin perlu berbulan-bulan sebelum imunisasi massal akan efektif mengekang penularan.

Hampir setengah dari warga Chili telah divaksinasi, tetapi ibu kota mereka, Santiago, baru saja kembali dikunci karena kasus melonjak lagi mendekati tingkat puncak.

Brasil perlu menginokulasi sekitar 80 juta orang untuk mencapai tingkat vaksinasi per kapita Chili saat ini.

Itu akan membutuhkan pasokan vaksin dan bahan-bahan yang lebih konsisten di Brasil, yang tidak stabil dalam beberapa bulan terakhir, karena impor dari China tertunda setelah Bolsonaro memusuhi Beijing dengan komentar yang dianggap anti-China.

Selanjutnya: Inilah update terbaru 31 tempat isolasi mandiri pasien corona di Jakarta




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×