kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Kemungkinan, Ford Butuh Bailout Juga


Senin, 02 Februari 2009 / 15:27 WIB
Kemungkinan, Ford Butuh Bailout Juga


Sumber: Bloomberg, AP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

MICHIGAN. Ford Motor Co kemungkinan besar juga akan menerima dana bailout dari Pemerintah Amerika Serikat (AS). Ini dapat dilihat dari kinerja Ford yang membukukan kerugian terbesar dalam sejarah 105 tahun berdirinya perusahaan.

Meskipun pada minggu lalu Ford bersikeras masih dapat bertahan tanpa ada campur tangan pihak mana pun, namun perusahaan otomotif kedua terbesar AS ini harus menghadapi tantangan berat. Salah satunya yaitu adanya prediksi kalau permintaan otomotif domestik tahun ini semakin melorot. Para analis menilai, penjualan mobil AS akan mengalami penurunan setidaknya 30% dalam empat bulan berturut-turut.

"Kondisi sektor otomotif akan sangat buruk sepanjang tahun ini. Kita akan sangat beruntung jika bisa keluar dari kondisi ini pada paruh pertama 2010," kata Shelly Lombard, analis Gimme Credit.

Hal tersebut juga menandakan, masalah serupa juga bakal dialami oleh General Motors dan Chrysler LLC. Ketiga produsen otomotif ini harus menghadapi kenyataan adanya pelemahan perekonomian. Alhasil banyak pihak yang menyangsikan bahwa sektor ini akan mengalami rebound pada paruh kedua tahun ini nantinya.

Sekadar mengingatkan, laporan keuangan Ford yang dirilis 29 Januari lalu menggarisbawahi adanya tantangan hebat dalam industri otomotif AS. Selain membukukan adanya defisit sepanjang tahun sebesar US$ 14,6 miliar, Ford juga telah menghabiskan biaya operasional sebesar US$ 5,5 miliar pada kuartal empat tahun lalu seiring dengan anjloknya penjualan sebesar 30%.

Kedua rekan sejawat yaitu GM dan Chrysler bahkan mengalami kondisi yang lebih buruk lagi dengan penurunan penjualan masing-masing sebesar 39% dan 46%.

CEO Alan Mullaly kepada analis mengatakan bahwa pihaknya tidak membutuhkan dana pinjaman dari pemerintah AS untuk mencapai target perusahaan.

"Kondisi ini merupakan kondisi terburuk yang pernah saya lihat sejak bisnis ini dimulai sejak 1972," kata Thomas Stallkamp, mantan Presiden Chrysler.




TERBARU

[X]
×