Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Vaksinasi Covid-19 di Amerika Serikat (AS) telah dimulai pada Senin (14/12) setelah regulator setempat menyetujui penggunaan darurat vaksin corona buatan Pfizer dan BioNTech. Presiden AS terpilih Joe Biden direncakan akan mendapatkan vaksin secepatnya minggu depan.
Namun, peluncuran awal vaksin Pfizer-BioNTech di AS diwarnai berbagai kendala. Seorang petugas kesehatan di Alaska dikabarkan mengalami reaksi alergi serius setelah disuntik vaksin pada 15 Desember. Walaupun saat ini kondisinya sudah mulai stabil, menurut Otoritas Kesehatan Masyarakat yang dikutip Reuters, Rabu (17/12).
Reaksi itu terjadi beberapa menit setelah mendapatkan suntikan vaksin. Itu serupa dengan dua kasus yang dilaporkan minggu lalu di Inggris. Regulator medis Inggris telah mengimbau semua orang yang punya riwayat anafilaksis atau reaksi alergi parah terhadap obat atau makanan, tidak boleh mendapatkan vaksin Pfizer-BioNTech.
Sementara Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyebutkan, kebanyakan orang Amerika yang alergi aman menerima vaksin. Hanya orang yang sebelumnya memiliki reaksi alergi parah terhadap vaksin atau bahan dalam vaksin saja yang harus menghindari suntikan.
Baca Juga: Berapa lama perlindungan yang diberikan vaksin Covid-19?
Lindy Jones, Direktur Departemen Gawat Darurat di ibukota Alaska tempat pasien dirawat mengatakan, pasien tersebut tidak punya riwayat reaksi alergi. Gejala pada pasien paruh baya itu sembuh setelah diberikan pengobatan alergi epinefrin.
Pfizer menyebutkan, vaksin mereka dilengkapi dengan peringatan yang jelas bahwa perawatan dan pengawasan medis yang tepat harus selalu tersedia jika terjadi anafilaksis.
Pfizer berjanji akan memperbarui bahasa pelabelan untuk vaksin jika memang diperlukan.
Selain itu, peluncuran Pfizer ini juga mengalami kendala karena vaksin disimpan dalam suhu yang terlalu dingin. Setidaknya dua baki dosis vaksin yang dikirim di California perlu diganti setelah suhu penyimpanannya turun di bawah minus 80 Celcius (minus 112 Fahrenheit).
Seharusnya vaksin itu disimpan pada suhu sekitar minus 70C. Para pejabat setempat sedang menyelidiki apakah menyimpan vaksin pada suhu yang terlalu dingin menimbulkan risiko keamanan atau kemanjuran.
Baca Juga: Arab Saudi memulai program vaksinasi virus corona (Covid-19)
Ugur Sahin, Kepala Eksekutif BioNTech mengatakan kepada Reuters pekan lalu, target produksi awal Pfizer sebesar 100 juta dosis dikurangi setengahnya awal tahun ini sebagian karena masalah dengan pasokan bahan mentah. Dia mengatakan, masalah itu telah diselesaikan dan produksi telah dimulai dalam skala besar.
Para pejabat mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka berencana mengalokasikan 2 juta dosis vaksin Pfizer minggu depan dan 5,9 juta dosis dari Moderna Inc dengan asumsi telah menerima otorisasi peraturan. Vaksin Moderna kemungkinan akan disahkan secepatnya pada hari Jumat.
Jenis-jenis vaksin Covid-19 dan keuanggulannya
Sejumlah perusahaan farmasi telah membuat langkah besar dalam perlombaaan global memproduksi vaksin. Selain kongsi AS-Jerman dengan produksi vaksin Pfizer-BioNTech, di barat ada vaksin Moderna dan Astrazeneca yang dikembangkan cukup cepat. Dari China ada dua vaksin yang melaju cepat dan sudah meramah ke luar negeri yakni Sinovac dan Sinopharm. Sedangkan Rusia mengembangkan Gamaleya.
Vaksin yang dikembangkan Sinovac merupakan jenis CoronaVac yakni vaksin yang tidak aktif. Cara kerjanya menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa risiko respons penyakit yang serius.
Sementara vaksin Moderna dan Pfizer merupakan jenis vaksin mRNA dimana cara kerjanya bagian dari kode genetik virus corona disuntikkan ke dalam tubuh, memicu tubuh untuk mulai membuat protein virus, tetapi tidak seluruh virus, yang cukup untuk melatih sistem kekebalan untuk menyerang.
Associate Prof Luo Dahai dari Nanyang Technological University mengatakan, CoronaVac adalah metode vaksin yang lebih tradisional yang berhasil digunakan di banyak vaksin terkenal. "Sedangkan mRNA adalah jenis vaksin baru, belum ada contoh yang berhasil digunakan dalam populasi," katanya dikutip BBC.
Salah satu keunggulan utama Sinovac adalah dapat disimpan di lemari es standar pada suhu 2-8 derajat Celcius, sama seperti AstraZeneca.
Sementara, vaksin Moderna perlu disimpan pada suhu -20C dan vaksin Pfizer pada -70C. Ini berarti vaksin Sinovac dan Oxford-AstraZeneca jauh lebih berguna bagi negara berkembang yang mungkin tidak dapat menyimpan vaksin dalam jumlah besar pada suhu rendah.