Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - BRUSSELS - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Senin (13/2) menyampaikan seruan kepada Amerika Serikat agar mengurangi pasokan senjata ke Israel. Langkah ini perlu dilakukan karena serangan Israel ke Gaza Palestina menyebabkan tingginya korban sipil.
Apalagi Borrell mengutip pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada pekan lalu yang mengatakan bahwa respons Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober terlalu berlebihan. Pejabat AS dan sekutu Barat lainnya telah berulang kali mengatakan terlalu banyak warga sipil yang terbunuh di Gaza akibat serangan militer pendudukan Israel.
“Yah, jika Anda yakin bahwa terlalu banyak orang yang terbunuh, mungkin Anda harus mengurangi jumlah senjata untuk mencegah begitu banyak orang terbunuh,” kata Borrell kepada wartawan setelah pertemuan para menteri bantuan pembangunan Uni Eropa di Brussels (12/1).
Baca Juga: Menteri Luar Negeri G7 Mendesak Adanya Jeda Kemanusiaan dalam Perang Israel-Hamas
Menurut Borrell jika masyarakat internasional percaya bahwa serangan Israel ke penduduk sipil di Gaza Palestina ini adalah sebagai pembantaian, dan bahwa terlalu banyak orang yang terbunuh pada aksi militer itu, ma yang paling bisa dilakukan mungkin adalah harus memikirkan untuk mengurangi penyediaan senjata bagi Israel.
Borrell juga mencatat bahwa pengadilan Belanda pada hari Senin (12/1) memerintahkan pemerintah Belanda untuk memblokir semua ekspor suku cadang jet tempur F-35 ke Israel. Hal ini karena ada kekhawatiran bahwa suku cadang tersebut digunakan dalam pelanggaran hukum internasional dalam perang Gaza.
Borrell mengatakan bertentangan dengan negara-negara yang berulang kali menyatakan bahwa Israel membunuh terlalu banyak warga sipil di Gaza namun tidak melakukan tindakan nyata untuk mencegah pembunuhan tersebut.
Baca Juga: Tekan Utang Negara Anggota, Uni Eropa Siapkan Aturan Baru Pelonggaran Fiskal
Menanggapi ini, Israel bersikeras bahwa pihaknya mengambil tindakan ekstensif untuk melindungi warga sipil namun terpaksa melakukan operasi militer di wilayah sipil ketika Hamas, kelompok militan Palestina yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober 2023.
Sekadar tahu, Amerika Serikat adalah penyedia senjata asing terpenting bagi Israel. Dana ini memberi Israel bantuan militer senilai US$ 3,8 miliar setiap tahunnya, mulai dari jet tempur hingga bom berkekuatan besar. Washington sejauh ini tidak mengindahkan permintaan masyarakat internasional untuk memotong bantuan kepada militer Israel tersebut.
Dalam sambutannya di Brussels, Borrell juga mengkritik tajam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dengan mengatakan dia tidak mendengarkan permohonan untuk berbuat lebih banyak guna melindungi warga sipil.
Baca Juga: Soal UU Anti Deforestasi Uni Eropa, Indonesia Minta Bantuan Belanda dan Prancis
"Semua orang pergi ke Tel Aviv, memohon 'tolong jangan lakukan itu, lindungi warga sipil, jangan bunuh begitu banyak'. Berapa banyak yang terlalu banyak? Apa standarnya?" kata Borrell, tampak marah dan emosional. “Netanyahu tidak mendengarkan (kepada) siapa pun.”
Borrell mengatakan Netanyahu telah menyerukan evakuasi warga sipil Palestina dari wilayah Rafah di Gaza – bagian terakhir dari wilayah kantong di mana orang-orang mendapatkan perlindungan – namun politisi veteran Spanyol itu mempertanyakan bagaimana hal ini bisa dilakukan.
"Mereka akan mengungsi? Ke mana? Ke bulan? Ke mana mereka akan mengevakuasi orang-orang ini?" dia berkata.