Sumber: Newsweek | Editor: Noverius Laoli
Tatiana Cirisano, VP Strategi Musik di MIDiA Research, menyatakan bahwa kepemilikan master membuka peluang baru.
“Pendapatan Swift pasti akan meningkat, meski besarnya sulit diperkirakan sekarang,” katanya.
Joe Bennett, profesor di Berklee College of Music dan pakar musik forensik, menyebut pembelian tersebut hampir pasti akan meningkatkan penghasilan Swift dan berpotensi menutupi biaya akuisisi.
Dua minggu sejak pengumuman, Nobile memperkirakan Swift telah mulai merasakan dampak finansialnya.
“Setiap kali ada kabar besar tentang Taylor Swift, uang langsung beredar. Ia adalah kekuatan ekonomi tunggal,” ujarnya. “Kemungkinan besar terjadi lonjakan pemutaran lagu setelah pengumuman ini.”
Baca Juga: Taylor Swift Raih Gelar Global Recording Artist of the Year untuk Kelima Kalinya
Cirisano menambahkan bahwa penggemar yang sebelumnya menghindari versi asli kini mulai melakukan streaming, meningkatkan jumlah pemutaran.
Namun, nilai kepemilikan ini tak hanya bersifat finansial. Bennett menekankan pentingnya aspek simbolis dan artistik dari akuisisi ini.
“Swift selalu berpikir jangka panjang, sadar bahwa setiap keputusan bisnisnya diperhatikan oleh penggemar dan industri,” kata Bennett. “Ini bukan sekadar soal kekayaan bersih, tetapi tentang warisan dan kendali artistik.”
Senada, Jocelyn Neal dari Universitas North Carolina menilai akuisisi ini lebih penting secara prinsip daripada keuntungan finansial.
“Bagi Swift dan penggemarnya, kepemilikan atas karya cipta sendiri adalah hal terpenting. Ia menganggap musiknya sebagai hasil kerja keras dan keringatnya sendiri,” kata Neal. “Kemenangan moral ini sangat berarti bagi citra jangka panjangnya.”
Cirisano juga menyoroti bahwa tidak lazim bagi artis untuk memiliki hak atas nama, citra, dan seluruh rekamannya sekaligus.
“Kondisi ini memberikan fleksibilitas besar, misalnya dalam lisensi film atau gim. Dunia kini benar-benar menjadi miliknya bahkan saya tak akan terkejut jika suatu saat ada taman hiburan bertema Taylor Swift,” ujarnya.