Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kepercayaan konsumen Amerika Serikat rebound ada Juni setelah kegiatan bisnis dibuka kembali, memperkuat pandangan bahwa penurunan ekonomi kemungkinan berakhir, meski peningkatan kasus infeksi Covid-19 mengancam untuk menggagalkan pemulihan yang mulai tumbuh.
Mengutip Reuters, Rabu (1/7), survei dari Conference Board pada hari Selasa mengikuti lonjakan tajam dalam perekrutan dan pengeluaran konsumen di bulan Mei. Pasar perumahan dan manufaktur juga meningkat.
Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell pada hari Senin mengakui rebound dalam aktivitas ekonomi, dan mengatakan ekonomi telah "memasuki fase baru yang penting dan lebih cepat dari yang diharapkan."
Baca Juga: Laju bursa AS tertekan kekhawatiran lonjakan Covid-19 dan ketegangan AS-China
Dalam sambutan yang disiapkan untuk sidang kongres pada hari Selasa, gubernur bank sentral AS ini memperingatkan bahwa prospek ekonomi sangat tidak pasti dan akan tergantung pada keberhasilan dalam mengendalikan virus.
Ekonomi tergelincir ke dalam resesi pada bulan Februari. Bisnis sebagian besar telah dibuka kembali setelah ditutup pada pertengahan Maret untuk memperlambat penyebaran virus corona. Sebagian besar negara bagian di AS, termasuk California, Texas, dan Florida yang berpenduduk padat telah melaporkan peningkatan kasus penyakit pernapasan. Beberapa negara sedang menjadwalkan ulang tahapan pembukaan atau menjeda pembukaan kembali bisnis.
"Jalan panjang menuju normal bermil-mil jauhnya dan perjalanan itu berbahaya karena gelombang kedua virus pandemi telah membuat beberapa negara mundur pada rencana pembukaan kembali mereka," kata Chris Rupkey, kepala ekonom di MUFG New York seperti dikutip Reuters.
The Conference Board mengatakan indeks kepercayaan konsumen naik ke angka 98,1 bulan ini dari 85,9 di bulan Mei. Namun, indeks kepercayaan masih 34,5 poin di bawah level pra-pandemi.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan indeks naik ke level 91,8 pada Juni.
Ukuran situasi survei saat ini, berdasarkan penilaian konsumen terhadap kondisi bisnis dan pasar tenaga kerja saat ini, meningkat menjadi pembacaan 86,2 bulan ini dari 68,4 pada bulan Mei.
Indeks ekspektasi berdasarkan pada prospek pendapatan jangka pendek konsumen, bisnis dan kondisi pasar tenaga kerja melonjak menjadi 106,0 dari pembacaan 97,6 pada bulan Mei.
Diferensial pasar tenaga kerja yang disebut Conference Board, berasal dari data pada pandangan responden tentang apakah pekerjaan banyak atau sulit untuk mendapatkan, naik ke pembacaan -3 bulan ini dari -12,7 pada bulan Mei. Ukuran itu berkorelasi erat dengan tingkat pengangguran dalam laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja.
Angka ini telah turun dari 38,3 pada Agustus tahun lalu.
Baca Juga: Pembukaan kembali bioskop Cineworld di AS dan Inggris ditunda akibat Covid-19
Pandemi telah mengakibatkan rekor dalam jumlah pengangguran, dengan 30,6 juta orang mengajukan cek pengangguran di minggu pertama Juni. Laporan ketenagakerjaan yang diikuti dengan seksama akan dirilis pada hari Kamis diperkirakan akan menunjukkan 3 juta pekerjaan yang diciptakan pada bulan Juni di atas 2,5 juta pada bulan Mei, menurut survei ekonom Reuters.
Tingkat pengangguran diperkirakan turun ke 12,3% dari 13,3% di bulan Mei.
Survei Conference Board menunjukkan persentase konsumen yang mengharapkan peningkatan pendapatan dalam jangka pendek naik menjadi 15,1% bulan ini dari 14,6% pada Mei dan proporsi yang mengantisipasi penurunan turun menjadi 14,4% dari 15,4%.
Dalam laporan terpisah pada hari Selasa, data manufaktur juga stabil yang menunjukkan peningkatan yang stabil dalam aktivitas pabrik di Midwest. Chicago Business Barometer dari MNI Indicators naik menjadi 36,6 di bulan Juni dari 32,3 di bulan Mei.
Meski begitu, kegiatan di kuartal kedua, tergelincir 11,8 poin menjadi 34,8, level terendah sejak kuartal I-2009.
"Data ini menandakan laju kontraksi yang jauh lebih lambat dalam manufaktur," kata Rubeela Farooqi, kepala ekonom A.S. di High Frequency Economics di White Plains, New York.
"Namun, peningkatan baru dalam kasus-kasus virus di seluruh negara bagian, jika tidak dijinakkan, menimbulkan risiko penurunan pada aktivitas dan output."
Laporan ketiga menunjukkan indeks harga rumah 20-metro-area S&P CoreLogic Case-Shiller meningkat 4,0% dari tahun lalu di bulan April setelah naik 3,9% di bulan Maret.