kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kesepakatan dagang bikin ekspor AS ke China melonjak hampir dua kali lipat


Senin, 16 Desember 2019 / 05:26 WIB
Kesepakatan dagang bikin ekspor AS ke China melonjak hampir dua kali lipat
ILUSTRASI. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kesepakatan perdagangan fase satu bakal mengerek hampir dua kali lipat ekspor Amerika Serikat (AS) ke China selama dua tahun ke depan, dan sepenuhnya selesai meskipun perlu merevisi teks perjanjiannya.

Perwakilan Perdagangan AS (USTR) Robert Lighthizer, Minggu (15/12), dalam program Face the Nation di CBS, mengatakan, akan ada beberapa "polesan" rutin terhadap teks perjanjian, tapi benar-benar sudah selesai.

"Tanggal bagi pejabat senior AS dan China untuk secara resmi menandatangani perjanjian masih ditentukan," kata Lighthizer seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: AS dan China capai kesepakatan, perang dagang berakhir

Kesepakatan, yang diumumkan pada Jumat (13/12) pekan lalu setelah lebih dari dua setengah tahun perundingan antara Washington dan Beijing, itu akan mengurangi beberapa tarif AS untuk barang-barang China.

Sebagai imbalannya, China akan meningkatkan pembelian produk pertanian, manufaktur, dan energi AS senilai US$ 200 miliar selama dua tahun ke depan. China juga berjanji untuk lebih melindungi kekayaan intelektual AS, mengekang pemindahan paksa teknologi AS ke perusahaan-perusahaan China, membuka pasar jasa keuangannya ke perusahaan AS, dan menghindari manipulasi mata uangnya.

Pembelian produk pertanian AS oleh China, Lighthizer memperkirakan, akan melonjak jadi US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar per tahun selama dua tahun ke depan. AS mengekspor produk pertanian ke China senilai sekitar US$ 24 miliar pada 2017 lalu, sebelum dua ekonomi terbesar di dunia ini meluncurkan perang tarif barang satu sama lain pada Juli 2018.

Baca Juga: Perjanjian dagang bakal AS-China teken Januari 2020, ini isi lengkapnya

Kesepakatan perdagangan juga menangguhkan tarif AS atas impor China senilai US$ 160 miliar per tahun yang seharusnya mulai berlaku pada 15 Desember lalu. AS juga sepakat untuk memangkas tarif menjadi 7,5% terhadap barang-barang China senilai US$ 120 miliar, termasuk smartphone, speaker Bluetooth, dan televisi layar datar.

USTR dan Departemen Keuangan AS menyatakan, laporan yang menyebutkan negosiator negeri uak Sam telah menawarkan untuk memotong tarif hingga setengah dari semua barang China senilai US$ 360 miliar adalah "benar-benar salah".

"Tidak ada tawaran seperti itu yang pernah AS lakukan ke China. Tidak ada satu pun perunding AS yang akan mendukung kepalsuan ini," kata USTR dan Departemen Keuangan AS dalam pernyataan bersama.

Baca Juga: China batalkan pengenaan tarif terhadap produk pertanian AS

Kesepakatan itu menyisakan 25% tarif AS atas impor Tiongkok senilai $ 250 miliar. Karena itu, Lighthizer menegaskan, keberhasilan kesepakatan perdagangan akan tergantung pada keputusan China.

"Pada akhirnya, apakah seluruh perjanjian ini berhasil akan ditentukan oleh siapa yang membuat keputusan di China, bukan di Amerika Serikat," tegas Lighthizer. "Jika garis keras yang membuat keputusan, kita akan mendapatkan satu hasil, jika reformis yang membuat keputusan- yang kita harapkan-maka kita akan mendapatkan hasil lain".

Lighthizer menambahkan, tidak akan menyelesaikan semua masalah antara AS dan China. Sebab, mengintegrasikan sistem ekonomi yang didominasi China dengan sistem yang dipimpin sektor swasta AS bisa memakan waktu bertahun-tahun.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×