kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,49   -13,02   -1.39%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kesepakatan dagang, China beli produk manufaktur AS hampir US$ 80 miliar


Selasa, 14 Januari 2020 / 17:47 WIB
Kesepakatan dagang, China beli produk manufaktur AS hampir US$ 80 miliar
ILUSTRASI. Ilustrasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. China berjanji untuk membeli barang-barang manufaktur tambahan dari Amerika Serikat (AS) selama dua tahun ke depan senilai hampir US$ 80 miliar.

Menurut sumber Reuters, ini sebagai bagian dari gencatan senjata dalam perang dagang, dan kemungkinan memberikan dorongan yang sangat Boeing butuhkan.

Mengacu ketentuan kesepakatan perdagangan yang akan kedua negara tandatangani pada Rabu (15/1) di Washington, China juga akan membeli lebih dari US$ 50 miliar produk energi.

Baca Juga: Ini rincian pembelian mobil, pesawat, dan energi China dalam kesepakatan dagang

Kemudian, negeri tembok raksasa meningkatkan pembelian atas layanan negeri uak Sam sekitar US$ 35 miliar selama dua tahun mendatang.

Sumber yang mengetahui isi kesepakatan bilang, perjanjian perdagangan fase 1 juga menyerukan pembelian barang pertanian AS oleh China meningkat US$ 32 miliar selama dua tahun.

Rencananya, Presiden AS Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He akan meneken perjanjian dagang fase 1 sekaligus mengumumkan isi kesepakatan.

Dua sumber Reuters lainnya yang akrab dengan kesepakatan perdagangan Fase 1 membenarkan perincian kasar pembelian China, tanpa menyebutkan angkanya.

Kepala Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer, Senin (13/1), menyebutkan, kesepakatan tersebut merupakan "langkah besar ke depan" untuk hubungan perdagangan AS-China.

Baca Juga: Awas, risiko baru ekonomi global: Ledakan jumlah utang dunia

Dan, "Kesepakatan yang benar-benar bagus untuk Amerika Serikat," kata Lighthizer kepada Fox Business Network seperti dikutip Reuters.

"Kami mengharapkan mereka menjalankan sesuai kesepakatan. Kami akan mengambil tindakan terhadap mereka jika mereka tidak mematuhi," ujar Lighthizer.




TERBARU

[X]
×