Sumber: Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan memantau dengan cermat pergerakan militer Korea Utara, menyusul rencana Pyongyang mengirim selebaran propaganda melintasi perbatasan. Seoul membuka semua opsi untuk merespons, termasuk aksi militer.
Korea Utara sedang bersiap untuk melepaskan sekitar 3.000 balon yang membawa 12 juta selebaran propaganda ke Korea Selatan, menurut KCNA, lantaran kegagalan Korea Selatan menghentikan para pembelot mengirim selebaran anti-Pyongyang.
"Kami memantau dengan seksama langkah-langkah yang militer Korea Utara lakukan mengenai pengorbanan sepanjang waktu. Dalam persiapan untuk berbagai kemungkinan, kami mempertahankan postur kesiapan yang kuat," kata Kolonel Kim Jun-rak, juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS), Selasa (23/6), seperti dikutip Kantor Berita Yonhap.
Baca Juga: Mengenal Global Hawk, drone canggih Korea Selatan yang siap intai Korea Utara
Korea Utara tidak menjelaskan, kapan dan bagaimana akan mengirim selebaran. Tapi, negara komunis itu bisa menggunakan drone untuk menerbangkannya. Bahkan, terbuka kemungkinan Korea Utara mendistribusikannya melalui laut dari kapal.
"Jika Korea Utara menggunakan pesawat tak berawak, misalnya, yang melanggar perjanjian militer antar-Korea, kami akan terpaksa mengambil tindakan militer yang sesuai," ungkap seorang pejabat JCS kepada Yonhap.
Di bawah Perjanjian Militer Komprehensif yang ditandatangani pada 19 September 2018, Korea Selatan dan Korea Utara membentuk zona larangan terbang di sepanjang perbatasan antar-Korea. Namun, Pyongyang mengancam akan membatalkan pakta tersebut dan menghentikan proyek-proyek bersama lainnya.
Baca Juga: Memanas, moncong artileri Korea Utara dalam posisi terbuka ke arah Korea Selatan
Selama pertemuan dengan Komite Pertahanan Parlemen Korea Selatan, Menteri Pertahanan Jeong Kyeong-doo menyebutkan, setiap aksi militer yang mungkin negeri ginseng lakukan "tergantung pada metode apa yang akan Korea Utara gunakan dan bagaimana tindakannya".
Korea Utara memasang puluhan pengeras suara propaganda
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Choi Hyun-soo mengatakan, pihak berwenang sedang memantau langkah-langkah Korea Utara, dan menambahkan militer "sepenuhnya siap untuk segera menanggapi berbagai kemungkinan".
"Kami telah mengatakan, Korea Utara harus membayar mahal jika mengambil tindakan yang menggagalkan upaya yang telah Selatan dan Utara lakukan untuk memajukan hubungan antar-Korea dan menjaga perdamaian di Semenanjung Korea," tegasnya.
"Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan tergantung pada situasinya," ujarnya seperti dilansir Yonhap.
Baca Juga: Korea Utara siap gelar parade militer berskala besar, pamer rudal balistik baru?
Selain selebaran, Korea Utara telah menyelesaikan pengaturan sekitar 20 pengeras suara propaganda di daerah-daerah di sepanjang perbatasan antar-Korea, sekitar setengahnya di Zona Demiliterisasi, menurut sumber Yonhap di militer Korea Selatan.
Korea Utara pertama kali terlihat memasang kembali pengeras suara di dalam Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea pada Minggu (21/6) dalam serangkaian aksi yang meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Korea Utara bisa memasang lebih banyak, karena sebelumnya telah mengoperasikan sekitar 40 pengeras suara.
Baca Juga: Siap tempur, ini peta kekuatan militer Korea Utara dan Korea Selatan
Pyongyang kemungkinan akan melanjutkan siaran melalui pengeras suara, bersama dengan pengiriman selebaran anti-Seoul, setelah mendapatkan persetujuan dari Komisi Militer Pusat Partai Buruh yang berkuasa.