Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tampak menangis selama upacara penghormatan bagi tentara Korea Utara yang tewas saat bertempur bersama tentara Rusia.
Melansir The Telegraph, Kim Jong-un tampak menitikkan air mata saat menyaksikan cuplikan medan perang dalam pertunjukan opera yang menandai peringatan satu tahun pakta pertahanan Pyongyang dengan Moskow.
Pada layar raksasa di belakang orkestra, ditampilkan gambar Kim yang berlutut dan meletakkan tangannya di atas peti mati yang dibungkus bendera Korea Utara. Ia menelan ludah dan bernapas cepat dalam cuplikan yang disiarkan di media pemerintah.
Dalam klip terpisah, pria berusia 41 tahun itu terlihat menyetujui rencana operasi militer Korea Utara di wilayah Kursk Rusia, tempat mereka dikerahkan akhir tahun lalu untuk membantu Moskow mengusir pangkalan Ukraina.
Upacara pada hari Minggu itu diadakan beberapa hari setelah Kim meresmikan resor tepi laut baru, sambil menyaksikan seorang warga meluncur dari ujung seluncuran air yang melengkung.
Kemudian, pada akhir pekan, ia ditemani oleh putrinya, Kim Ju-ae, yang berdiri dan bertepuk tangan saat seorang penyanyi tampil di panggung di depan gambar tentara dan tank Korea Utara yang berlambang ‘Z’.
Baca Juga: Kim Jong-un Resmikan Wonsan Kalma, Resor Pantai Mewah Terbaru Korea Utara
Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, sekitar 6.000 warga Korea Utara telah tewas atau terluka saat bertempur di wilayah Kursk.
Para analis mengatakan pengakuan publik Kim tentang biaya operasi tersebut mungkin dimaksudkan untuk meredakan ketidakpuasan publik, meskipun hanya enam peti mati yang diperlihatkan dalam upacara tersebut.
Laporan media lokal mengatakan bahwa ia telah mengeluarkan "perintah operasi ofensif kepada unit operasi khusus", yang menempatkannya, bukan Moskow, sebagai pihak yang bertanggung jawab langsung atas instruksi mereka.
Tentara Korea Utara awalnya menderita banyak korban saat mereka menyerang garis pertahanan Ukraina melalui lapangan terbuka. Namun, mereka membuktikan diri di medan perang dari waktu ke waktu, kata Rob Lee, seorang peneliti senior di Foreign Policy Research Institute.
“Ini adalah pertanyaan terbuka, jika Korea Utara tidak ikut serta, seperti apa posisi Kursk saat ini,” katanya di podcast Russia Contingency pada bulan Maret. “Tanpa mereka, [Ukraina] mungkin bisa bertahan lebih lama.”
Baca Juga: Kim Jong Un: Korea Utara Akan Mendukung Rusia Tanpa Syarat!