Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memperingatkan para pejabat tinggi partai tentang "konsekuensi serius" dari kegagalan mencegah wabah virus corona baru di negaranya
Negara miskin, dengan sistem perawatan kesehatan yang lemah dan tidak lengkap, ini sudah menutup perbatasan mereka untuk mencegah penyebaran virus corona baru ke wilayahnya.
Kim mengatakan dalam pertemuan Partai Buruh Korea yang berkuasa, perang melawan virus corona adalah "urusan negara yang krusial untuk membela rakyat" yang membutuhkan disiplin maksimal.
Baca Juga: Demi dongkrak produksi masker corona, AS gunakan Undang-Undang Pertahanan
"Jika penyakit menular yang menyebar di luar kendali menemukan jalannya ke negara kita, itu akan membawa konsekuensi serius," kata Kim seperti dikutip kantor berita KCNA dan dilansir Channelnewsasia.com.
Menurut KCNA, dua pejabat senior, Wakil Ketua Partai Buruh Korea Ri Man Gon dan Pak Thae Dok, dipecat, dan satu unit partai dibubarkan karena korupsi. Ini menunjukkan, mereka mungkin terlibat dalam korupsi terkait dengan langkah-langkah anti-epidemi.
"Tidak ada kasus khusus yang boleh masuk," tegas Kim yang memerintahkan para pejabat Korea Utara untuk "menutup semua saluran dan ruang di mana penyakit menular bisa menemukan jalannya".
Baca Juga: Wabah virus corona parah, rumahsakit di Italia hadapi krisis serius
Pyongyang belum melaporkan satu pun kasus Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 2.800 orang dan menginfeksi 84.000 orang di banyak negara sejak kasus itu muncul di negara tetangga China.
Korea Utara telah melarang turis, menangguhkan perjalanan kereta api dan penerbangan internasional, serta menempatkan ratusan orang asing di karantina untuk mencegah wabah Virus corona. Juga, menunda tahun ajaran baru sekolah.
Dengan pengeras suara yang menyuarakan pesan kebersihan, duta besar dikurung di halaman mereka. Dan, media pemerintah menuntut "kepatuhan mutlak", para diplomat menggambarkan, langkah-langkah anti-viruscorona Korea Utara sebagai "belum pernah terjadi sebelumnya".