Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - MANCHESTER. Perfoma jeblok Manchester United (MU) di liga Premier Inggris berpengaruh ke kinerja keuangan klub berjuluk Setan Merah tersebut.
Seperti dikutip Reuters, Rabu (17/9/2025), MU melaporkan kerugian bersih tahunan untuk tahun keenam berturut-turut. MU juga memperkirakan pendapatan yang lebih rendah untuk tahun fiskal ini, menyoroti kesulitan keuangan klub sepak bola yang sedang berlangsung.
MU mencatat kerugian sebesar £ 33 juta (US$ 45 juta) untuk tahun yang berakhir pada 30 Juni, sebuah perbaikan dari defisit tahun sebelumnya sebesar £ 113,2 juta.
Kerugian setahun penuh yang lebih kecil mencerminkan langkah-langkah penghematan biaya yang signifikan yang bertujuan untuk menopang keuangan setelah beberapa tahun kinerja yang buruk baik di dalam maupun di luar lapangan.
Baca Juga: Valuasi US$ 6,75 Miliar, Real Madrid Jadi Klub Terkaya Dunia, MU Urutan Kedua
MU memperkirakan pendapatan antara £ 640 juta dan £ 660 juta untuk tahun fiskal 2026, dibandingkan dengan £ 666,5 juta yang dilaporkan untuk tahun yang berakhir pada 30 Juni 2025.
Saham Manchester United yang terdaftar di Bursa Efek New York turun 3,8% menjadi US$ 15,79 dalam perdagangan pra-pasar.
Liga Primer dalam beberapa tahun terakhir telah memperketat peraturan pengeluaran klub berdasarkan Aturan Profitabilitas dan Keberlanjutan (PSR), yang dirancang untuk menyeimbangkan persaingan dan mengekang pengeluaran berlebihan oleh pemilik kaya.
Manchester United telah mencatat kerugian sekitar £ 175 juta sejak tahun fiskal 2023.
PSR membatasi kerugian hingga £ 105 juta selama periode tiga tahun, meskipun investasi dalam infrastruktur, akademi, kegiatan amal, dan sepak bola wanita diperbolehkan sebagai pengurang.
Klub tersebut mengatakan bahwa mereka telah mematuhi PSR dan Peraturan Financial Fair Play UEFA.
Pemilik minoritas MU Jim Ratcliffe, yang memegang sekitar 29% saham klub dan mengawasi operasional sepak bola, telah meluncurkan langkah-langkah penghematan biaya, termasuk pengurangan staf, harga tiket yang lebih tinggi, dan penghapusan makan siang gratis di kantin staf.
Namun, absennya klub dari kompetisi Eropa musim ini akan menggerus pendapatan siaran, mengganggu arus kas, dan membebani neraca keuangannya, meningkatkan tekanan finansial, dan memicu kritik dari para pendukung.
Baca Juga: 8 Pemilik Klub Sepak Bola Terkaya di Dunia Tahun 2025
Di lapangan, awal musim Liga Primer Inggris yang tidak konsisten – satu kemenangan, satu hasil imbang, dan dua kekalahan – telah membuat para penggemar frustrasi meskipun telah menghabiskan sekitar 230 juta poundsterling untuk pemain penyerang baru di musim panas.
"Ketika kami mulai merasakan manfaat dari program pengurangan biaya kami, terdapat potensi signifikan untuk peningkatan kinerja keuangan, yang pada gilirannya akan mendukung prioritas utama kami: kesuksesan di lapangan," ujar CEO Omar Berrada dalam sebuah pernyataan.