kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kisah spionase China: uang, iming-iming jadi bos hingga bertemu cewek cantik


Kamis, 09 Juli 2020 / 07:30 WIB
Kisah spionase China: uang, iming-iming jadi bos hingga bertemu cewek cantik
ILUSTRASI.


Sumber: BBC | Editor: Ahmad Febrian

Memasang jebakan. Pendekatan pertama biasanya dikenal dengan sebutan insentif positif. Khususnya jika menyasar bukan warga negara China. Di negara barat insentif itu dapat berupa undangan menghadiri pertemuan bisnis di China, tawaran bantuan keuangan bagi perusahaan yang mengalami kesulitan, atau tawaran menduduki posisi direktur noneksekutif.

Dalam beberapa kasus berupa tawaran uang yang dapat mengubah taraf kehidupan. Selama 10 tahun hingga 15 tahun terakhir muncul kesiapan yang semakin baik untuk memburu orang-orang asing yang memegang posisi strategis dengan memberikan insentif.

Namun di wilayah China, metode perekrutan untuk spionase dilakukan dengan cara yang lebih seram. Antara lain  memberikan tekanan kepada anggota keluarga mereka - pada dasarnya pemerasan. Hingga jebakan bagi pengusaha dari Barat yang lengah.

Biasanya calon "korban" akan bertemu wanita cantik. Kemudian direkam secara diam-diam. Selanjutnya digunakan sebagai tekanan ke korban. "China sangat lihai memasang jebakan di wilayahnya sendiri," kata seorang pebisnis Inggris yang pernah bekerja di China. Jebakan-jebakan itu biasanya dioperasikan oleh Kementerian Keamanan Negara.  

Operasi dijalankan oleh Dinas Keamanan Nasional tingkat provinsi, yang masing-masing membawahi wilayah berbeda. Biro Shanghai misalnya mencakup wilayah Amerika Serikat, Beijing membawahi Rusia dan negara-negara bekas Soviet, Tianjin mencakup Jepang dan Korea dan  sebagainya. "Ini bervariasi mulai dari spionase dengan sasaran tertentu dan spionase siber skala besar, pencurian hingga mengkooptasi para ahli di dunia industri, baik tanpa atau dengan sepengetahuan mereka. Bersama dengan Rusia, China menjadi ancaman mata-mata terbesar bagi Inggris," kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×