Sumber: BBC | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - LONDON. Huawei kembali dituding menjadi kuda troya spionase China. Kontroversi terbaru menimpa perusahaan telekomunikasi China tersebut. Mengutip BBC, Rabu (8/7), sebuah dokumen dengan bantuan mantan mata-mata agen rahasia Inggris, MI6 menuding, Tiongkok berusaha memanipulasi sejumlah figur penting di Inggris, termasuk para politikus. Tujuannya mendukung bisnis raksasa telekomunikasi tersebut di Inggris.
Tudingan ke Huawei kembali menyoroti dunia gelap spionase China, perekrutan agen dan program ambisius untuk menebarkan pengaruhnya di seluruh dunia. Menurut dokumen itu, setiap perusahaan besar Negeri Panda beroperasi di dunia diduga menempatkan "sel" di dalamnya.
Selanjutnya bertanggung jawab kepada Partai Komunis China yang berkuasa. Tujuan akhirnya, memudahkan agenda politik dan memastikan bahwa perusahaan itu mematuhi perintah politik.
Itu sebabnya para ahli masalah China menegaskan, Partai Komunis China beroperasi di Inggris, sering kali berkedok bisnis untuk menyamarkan spionase. "Mesin partai ada di mana-mana. Bagi China, bisnis tak bisa dipisahkan dari politik," tuding seorang ahli masalah China.
Partai Komunis China mempunyai 93 juta anggota, banyak di antara mereka ditempatkan atau disembunyikan di berbagai organisasi di luar negeri. Mereka bisa ditugaskan untuk menghimpun informasi rahasia, khususnya di bidang teknologi, termasuk telekomunikasi.
Menurut para ahli itu serta sasaran yang memegang posisi penting di perusahaan asing, direkut atau dibujuk dengan menggunakan sejumlah metode. Apa saja metodenya?
Memasang jebakan. Pendekatan pertama biasanya dikenal dengan sebutan insentif positif. Khususnya jika menyasar bukan warga negara China. Di negara barat insentif itu dapat berupa undangan menghadiri pertemuan bisnis di China, tawaran bantuan keuangan bagi perusahaan yang mengalami kesulitan, atau tawaran menduduki posisi direktur noneksekutif.
Dalam beberapa kasus berupa tawaran uang yang dapat mengubah taraf kehidupan. Selama 10 tahun hingga 15 tahun terakhir muncul kesiapan yang semakin baik untuk memburu orang-orang asing yang memegang posisi strategis dengan memberikan insentif.
Namun di wilayah China, metode perekrutan untuk spionase dilakukan dengan cara yang lebih seram. Antara lain memberikan tekanan kepada anggota keluarga mereka - pada dasarnya pemerasan. Hingga jebakan bagi pengusaha dari Barat yang lengah.
Biasanya calon "korban" akan bertemu wanita cantik. Kemudian direkam secara diam-diam. Selanjutnya digunakan sebagai tekanan ke korban. "China sangat lihai memasang jebakan di wilayahnya sendiri," kata seorang pebisnis Inggris yang pernah bekerja di China. Jebakan-jebakan itu biasanya dioperasikan oleh Kementerian Keamanan Negara.
Operasi dijalankan oleh Dinas Keamanan Nasional tingkat provinsi, yang masing-masing membawahi wilayah berbeda. Biro Shanghai misalnya mencakup wilayah Amerika Serikat, Beijing membawahi Rusia dan negara-negara bekas Soviet, Tianjin mencakup Jepang dan Korea dan sebagainya. "Ini bervariasi mulai dari spionase dengan sasaran tertentu dan spionase siber skala besar, pencurian hingga mengkooptasi para ahli di dunia industri, baik tanpa atau dengan sepengetahuan mereka. Bersama dengan Rusia, China menjadi ancaman mata-mata terbesar bagi Inggris," kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.