kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.136   65,00   0,40%
  • IDX 7.083   2,81   0,04%
  • KOMPAS100 1.051   -4,20   -0,40%
  • LQ45 820   -5,73   -0,69%
  • ISSI 213   0,28   0,13%
  • IDX30 420   -4,57   -1,08%
  • IDXHIDIV20 500   -6,00   -1,18%
  • IDX80 120   -0,46   -0,38%
  • IDXV30 125   0,31   0,25%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Kisruh Anggaran Prancis Berefek Pemakzulan Perdana Menteri


Kamis, 05 Desember 2024 / 20:22 WIB
Kisruh Anggaran Prancis Berefek Pemakzulan Perdana Menteri
ILUSTRASI. French President Emmanuel Macron leaves a voting booth, as he visits a polling station to vote in the first round of the early French parliamentary elections, in Le Touquet-Paris-Plage, France, June 30, 2024. REUTERS/Yara Nardi


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - PARIS. Gonjang-ganjing politik di Prancis terkait anggaran belanja tahun depan membuahkan mosi tidak percaya pada Perdana Menteri Prancis Michel Barnier. Barnier mengajukan pengunduran diri Kamis pagi di Prancis, atau sore hari di Jakarta. 

Barnier mengajukan pengunduran diri usai parlemen mengajukan mosi tidak percaya. Pemakzulan Barnier menjadi yang pertama dalam lebih dari 60 tahun. 

Presiden Prancis  Emmanuel Macron terpaksa mencari perdana menteri baru. Apalagi, Macron harus meloloskan anggaran belanja di 2025. Perdana menteri baru dijadwalkan diumumkan Kamis malam di Prancis, atau dinihari di Indonesia.

Baca Juga: Schneider Eelectirc & Kemendikbud Perbaharui Kemitraan Dukung Pendidikan Vokasi

Kisruh bermula dari rancangan anggaran yang diteken Barnier. Anggaran belanja ini penuh kontroversi lantaran menginginkan kenaikan pajak dengan target € 60 miliar dan memangkas anggaran belanja. 

Cara ini dimaksudkan untuk mengurangi defisit menjadi 5% dari output ekonomi pada 2025, sebesar 6,1% tahun ini.  "Anggaran ini beracun bagi Prancis," kata Marine Le Pen, pemimpin sayap kanan dalam sebuah wawancara di televisi Prancis, dikutip Bloomberg, usai mosi tidak percaya.

Saham masih naik

Meski begitu, efek dari kisruh politik tersebut ternyata tidak berdampak pada pasar saham Prancis. Indeks CAC 40 per pukul 18.50 WIB, Kamis (5/12), masih menguat 0,33%. Kurs euro juga masih menguat 0,25% dibanding dollar AS menjadi 1,0537. 

Sementara obligasi Prancis relatif stabil. Imbal hasil obligasi 10 tahun tetap pada 2,892%. Ini artinya yield obligasi Prancis masih di atas yield acuan obligasi Jerman sebesar 83 basis poin, tidak jauh dari level tertinggi 12 tahun minggu lalu sebesar 90 bps.

Jens Peter Sorensen, Kepala Analis Danske Bank, menyebut, pelaku pasar menilai obligasi saat ini berisiko. "Kelihatannya murah, tetapi apakah Anda ingin melakukannya jika tiba-tiba pemerintah melonggarkan anggaran dan Anda mendapat penurunan peringkat? Orang-orang ingin kejelasan," kata dia, seperti dikutip Reuters

Selanjutnya: Hingga Oktober 2024, Pendapatan ASDP Indonesia Tumbuh 5% Jadi Rp 4,20 Triliun

Menarik Dibaca: Waspada Cuaca Buruk & Gelombang Laut Tinggi 4 Meter di Selat Sunda, Ini Penyebabnya



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×