kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Konflik Israel Memanas, Harga Minyak Melonjak


Senin, 05 Januari 2009 / 10:13 WIB
Konflik Israel Memanas, Harga Minyak Melonjak


Sumber: Bloomberg |

WELLINGTON. Harga minyak kembali mumbul untuk yang ketiga kalinya dalam tiga hari perdagangan ini di New York. Salah satu penyebab kenaikan ini adalah tentara Israel yang menyeberang di jalur Gaza pada 3 Januari 2009 lalu, dan membuat konflik semakin panas. Lebih dari itu, juga mengancam kestabilan di Timur Tengah, wilayah terbesar produsen minyak.

Harga minyak menanjak 5% setelah ribuan tentara Israel merangsek melewati jalur Gaza untuk menyerbu basis militan Hamas. Negara-negara di Arab dan komunitas nasional harus memberi sokongan yang lebih untuk masyarakat di kawasan Gaza.

Menurut Gerard Burg, Energy and Minerals Economist dari National Australia Bank Ltd. di Melbourne, harga minyak disetir oleh skenario yang terburuk. "Bagaimana jika (konflik ini -red) menyebar ke wilayah sekitar dan menggiring pada konflik perbatasan," ujarnya.

Harga minyak mentah untuk pengiriman Februari naik sebesar US$ 2,34 menjadi US$ 48,68 per barel di New York Mercantile Exchange. Level ini diperdagangkan US$ 47,90 pada pukul 8.29 waktu Singapura.

Kontrak minyak mentah juga melonjak 3,9% menjadi US$ 46,34 pada 2 Januari 2009, pengiriman yang paling tinggi sejak 11 Desember. Asal tahu saja, harga minyak merangsek 23% minggu lalu, paling besar sejak Agustus 1986. Kenaikan ini disebabkan oleh konflik Gaza, perdebatan gas alam antara Ukraina dan Rusia, dan rebound-nya harga saham. Minggu sebelumnya, harga minyak terjungkal 27%.

Sementara minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Februari melonjak US$ 1,76, atau 3,8% menjadi US$ 48,67 per barel di ICE Futures Europe exchange London. Pada 2 Januari 2009 lalu, harga beranjak naik lagi 2,9% sehingga bertengger di US$ 46,91.

Secretary of State AS Condoleezza Rice membatalkan rencananya untuk mengunjungi China minggu ini dan memutuskan untuk terus memonitor kondisi Timur Tengah.

Sebagai catatan, harga minyak terperosok 54% tahun lalu, penurunan pertama sejak 2001. Rekor harga minyak tahun lalu juga membukukan kerugian yang paling besar sejak transaksi mulai diperdagangkan. Harga minyak dunia menyentuh level yang paling mini pada 19 Desember 2008 sebesar US$ 32,40 per barel. Burg menegaskan, harga minyak ini kemungkian akan semakin terperosok lebih dalam.



TERBARU

[X]
×