Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan, jumlah orang yang terluka setelah jet tempur Korea Selatan secara tidak sengaja menjatuhkan bom di wilayah sipil pada Kamis (6/3) meningkat menjadi 15 warga sipil dan 14 tentara.
Mengutip Reuters, Jumat (7/3), jumlah korban terakhir termasuk kasus kerusakan telinga akibat ledakan, serta orang-orang yang menderita migrain dan kecemasan, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jeon Ha-kyu kepada wartawan pada hari Jumat.
Dua jet tempur Korea Selatan secara tidak sengaja menjatuhkan delapan bom udara-ke-permukaan di kota sipil pada hari Kamis.
Baca Juga: Pesawat Angkatan Udara Korea Selatan Jatuhkan Bom di Pemukiman, 8 Orang Terluka
Rekaman video menunjukkan, sebuah ledakan berikutnya mengguncang rumah-rumah dan gedung-gedung.
Daerah yang terkena dampak di Pocheon, yang berjarak sekitar 40 kilometer (25 mil) di timur laut Seoul, berada di luar area pelatihan yang dekat dengan perbatasan dengan Korea Utara.
Sembilan korban luka saat ini dirawat di rumah sakit, termasuk dua orang yang mengalami luka serius, menurut juru bicara tersebut.
Militer mengatakan, delapan bom Mk82 seberat 500 pon (225 kg) dari dua jet jatuh di luar jangkauan yang ditentukan selama latihan tembak gabungan karena seorang pilot memasukkan koordinat yang salah.
Pihak berwenang telah menangguhkan latihan tembak gabungan hingga jelas apa yang salah, tetapi militer mengatakan insiden itu tidak akan mempengaruhi latihan militer gabungan besar Korea Selatan dan AS yang dimulai pada hari Senin.
Baca Juga: Polisi Korea Selatan Selidiki Presiden Yoon atas Dugaan Penghalangan Penangkapan
Di dekat kementerian pertahanan di Seoul, puluhan aktivis dan penduduk dari kota yang terkena dampak mengadakan unjuk rasa pada hari Jumat untuk menuntut penghentian latihan militer yang mengancam nyawa dan kedamaian orang-orang yang tinggal di daerah tersebut.
"Kami, warga Pocheon, pada dasarnya mempertanyakan latihan militer yang sedang berlangsung ini," kata Lee Myoung-won, seorang warga Pocheon yang hadir dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Tidak jelas untuk siapa latihan militer tersebut memberikan keamanan dan untuk apa latihan itu.