Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung menegaskan ambisi besar negaranya untuk menjadi kekuatan industri pertahanan terbesar keempat di dunia pada 2030.
Untuk mewujudkannya, pemerintah berkomitmen menggelontorkan anggaran pertahanan dan riset kedirgantaraan yang disebutnya akan “lebih besar dari perkiraan.”
Pernyataan itu disampaikan Lee dalam pembukaan Seoul International Aerospace & Defense Exhibition (ADEX) 2025, pameran persenjataan terbesar yang pernah digelar Korea Selatan.
Baca Juga: Utusan Dagang Korea Selatan Terbang ke AS untuk Lanjutkan Negosiasi Tarif
Dalam ajang tersebut, berbagai perusahaan memamerkan beragam sistem senjata tanpa awak dan berbasis kecerdasan buatan, mulai dari howitzer hingga drone bunuh diri, sebagai bagian dari upaya meningkatkan ekspor pertahanan ke pasar global.
Menurut data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Korea Selatan berada di peringkat ke-10 dunia dalam penjualan senjata pada 2023. Namun, Lee optimistis target menembus posisi empat besar bukan hal yang mustahil.
“Menjadi salah satu dari empat kekuatan utama dalam industri pertahanan bukanlah mimpi yang mustahil,” ujar Lee.
“Kami akan membangun kedaulatan teknologi dengan fokus pada pengembangan teknologi, komponen, dan material penting yang harus dikuasai secara mandiri, seperti semikonduktor khusus untuk sektor pertahanan.”
Baca Juga: 2.300 Pekerja Bandara Korea Selatan Akan Mogok Kerja Saat Libur Chuseok
Lee juga menegaskan bahwa Korea Selatan tidak hanya akan mengekspor sistem persenjataan, tetapi juga berbagi teknologi dan pengalaman membangun fondasi industri pertahanan dengan mitra luar negerinya.
Ekspor senjata memang menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat bagi Korea Selatan, terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Negeri Ginseng itu berhasil menandatangani berbagai kontrak bernilai miliaran dolar, menjual beragam produk mulai dari howitzer, amunisi, rudal, hingga kapal perang ke berbagai negara.
Dalam kesempatan yang sama, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyebut para pejabat pemerintahan dan militer dari Rumania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, NATO, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia turut menghadiri pameran senjata tersebut.
Baca Juga: Korea Selatan Naikkan Anggaran Belanja untuk Pacu Pertumbuhan, Dorong Investasi AI
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Kang Hoon-sik tengah melakukan kunjungan ke Eropa sebagai utusan khusus untuk memperkuat kerja sama industri pertahanan.
Meski kantor kepresidenan menolak mengungkap daftar negara yang dikunjungi, pihaknya menegaskan bahwa Kang tidak akan berkunjung ke Ukraina.