Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
Korea Utara juga telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat pasukan operasi khususnya dan meningkatkan statusnya, menurut dokumen tersebut.
"Unit perang khusus telah melakukan pelatihan serangan dengan menggunakan maket fasilitas strategis utama Korea Selatan, dan memodernisasi peralatannya," sebut dokumen itu yang mengungkapkan foto pelatihan kekuatan dengan mockup kantor kepresidenan Korea Selatan, Cheong Wa Dae.
Mengenai stok nuklir Korea Utara, dokumen tersebut menawarkan evaluasi yang sama dengan edisi 2018, bahwa Pyongyang memiliki 50 kilogram plutonium tingkat senjata, cukup untuk hingga 10 senjata nuklir. Dan, teknologinya untuk membuat miniatur hulu ledak nuklir telah mencapai level "cukup besar.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan dalam Kongres Partai Buruh Korea yang berkuasa pada Januari lalu, negaranya sedang mengembangkan sistem senjata baru, seperti kapal selam bertenaga nuklir, hulu ledak canggih, dan senjata hipersonik, berjanji untuk meningkatkan persenjataan nuklirnya.
Baca Juga: Rudal Korea Utara mengancam, Korea Selatan terus tingkatkan kemampuan militer
Pasukan Korea Utara jauh lebih banyak daripada Korea Selatan. Jumlah tentara aktif di Korea Utara mencapai 1,28 juta orang, dibandingkan dengan 550.000 orang di Korea Selatan, menurut dokumen itu.
Korea Selatan berencana mengurangi jumlah pasukan menjadi 500.000 pada 2022, di bawah rencana reformasi yang bertujuan untuk menciptakan militer yang lebih kecil tetapi lebih cerdas dengan menggunakan teknologi mutakhir.
"Untuk secara efektif menanggapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara, kami telah memperkuat kemampuan pasukan gabungan dengan AS dan kami sendiri," kata Kementerian Pertahanan dalam dokumen itu.
"Kami akan berusaha keras untuk membangun aset utama pada tanggal yang lebih awal untuk mengamankan kemampuan pencegahan dan reaksi kami sendiri," imbuh Kementerian Pertahanan Korea Selatan.