Sumber: Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemerintah Korea Selatan akhirnya memperpanjang fase pengetatan jarak sosial untuk wilayah Seoul dan sekitarnya. Hal ini dilakukan setelah kasus infeksi virus corona baru kembali melesat di wilayah metropolitan tersebut.
Jumat (12/6), Menteri Kesehatan Park Neung-hoo mengatakan, langkah-langkah pencegahan penyakit infeksi yang lebih keras akan diberlakukan di Seoul dan kota-kota yang berdekatan yang berada di Provinsi Gyeonggi, serta Incheon. Pedoman pencegahan yang lebih ketat ini akan dilakukan hingga jumlah kasus baru di daerah itu turun ke satu digit.
Korea Selatan sudah mengeluarkan langkah-langkah pengetatan jarak sosial sejak dua pekan lalu. Kebijakan ini hanya berlaku di wilayah Seoul, yang merupakan kota bagi setengah dari 50 juta penduduk Negeri Ginseng tersebut. Hal itu dilakukan karena serangkaian kluster dari infeksi virus corona bermunculan. Mulai dari kluster klub malam, pusat distribusi hingga pertemuan keagamaan.
Baca Juga: Korut: Tidak ada yang lebih munafik daripada janji kosong Amerika
Padahal, pemerintah sudah melakukan pelonggaran sosial sejak 6 Mei lalu, setelah berhasil meredam penyebaran gelombang pertama Covid-19. Bahkan, sejumlah sekolah mulai dibuka bertahap mulai pertengahan Mei.
Nantinya, pengetatan jarak sosial yang kembali diberlakukan antara lain berupa penutupan fasilitas umum, termasuk museum dan taman, sementara perusahaan disarankan untuk mengadopsi sistem kerja yang fleksibel dan secara ketat mengikuti jarak sosial. Perusahaan hiburan, seperti bar dan klub, didesak untuk menunda operasi.
Berdasarkan data otoritas kesehatan Korea Selatan, 96,4% dari kasus baru Covid-19 yang terjadi dalam dua minggu terakhir diidentifikasi berasal dari wilayah metropolitan Seoul.
Dalam beberapa hari terakhir, kasus virus baru selalu lebih dari 50, ambang batas yang oleh otoritas kesehatan dianggap sebagai kriteria untuk normalisasi sebagian besar kegiatan sehari-hari dalam kondisi orang mengikuti langkah-langkah sanitasi dasar.
Wabah kluster besar pertama di wilayah ibu kota datang dari Itaewon, distrik kehidupan malam yang populer di Seoul. Sejak wabah ini diketahui di awal Mei, sudah lebih dari 270 kasus diikat ke kluster Itaewon.
Kemudian, kluster dari gudang e-commerce milik Coupang Inc di Bucheon, sebelah barat Seoul. Untuk kluster ini, sedikitnya 140 kasus telah ditelusuri.
Sementara kasus-kasus yang terkait dengan Itaewon dan pusat distribusi mulai melambat, infeksi sporadis yang ditelusuri dari pertemuan keagamaan mulai meningkat sejak Juni. Lebih dari 90 kasus telah terhubung ke gereja-gereja di wilayah metropolitan.
Baca Juga: Corona di Korea: 97% kasus baru Covid-19 di Juni berasal dari Seoul dan sekitarnya
Dalam beberapa hari terakhir, kasus-kasus yang terhubung dengan bisnis penjualan door to door dan tempat olahraga tenis meja menambah kekhawatiran bagi otoritas kesehatan.
Lebih dari 110 kasus telah ditelusuri dari kluster bisnis door to door. Sementara 60 kasus telah dikaitkan dengan pusat tenis meja di Yangcheon Ward, barat daya Seoul.
Kebangkitan dalam kasus-kasus virus baru dalam beberapa pekan terakhir telah menekan otoritas kesehatan untuk kembali ke kampanye jarak sosial ketat nasional yang diberlakukan negara itu antara 22 Maret dan 5 Mei.
Namun, otoritas kesehatan telah mengatakan bahwa mereka belum mempertimbangkan untuk beralih ke jarak sosial yang luas dan ketat, dengan alasan bahwa kemampuan karantina negara itu cukup untuk menangani situasi virus.