Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Korea Utara secara tegas mengecam perjanjian yang lahir dari KTT Camp David antara AS, Korea Selatan, dan Jepang akhir pekan lalu. Pyongyang menyebut perjanjian itu bisa memicu perang termonuklir.
Media nasional Korea Utara, KCNA, pada hari Selasa (22/8) memuat komentar yang menyebut bahwa KTT yang berlangsung pada hari Jumat lalu bertujuan untuk merumuskan provokasi perang nuklir.
"Jika perjanjian yang dibuat di Camp David Resort juga dipraktikkan dalam latihan perang, kemungkinan pecahnya perang termonuklir di semenanjung Korea akan menjadi lebih realistis," KCNA mengabarkan, dikutip Reuters.
Pasca KTT, AS dan Korea Selatan memulai latihan musim panas Ulchi Freedom Shield pada hari Senin. Latihan ini dirancang untuk meningkatkan koordinasi terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Korea Utara telah lama melihat latihan itu sebagai bentuk persiapan perang.
Baca Juga: Kim Jong Un Pantau Langsung Uji Coba Rudal Jelajah dari Atas Kapal Militer
KTT Camp David
Pertemuan tingkat tinggi antara AS, Korea Selatan, dan Jepang pekan lalu dihadiri langsung oleh para pemimpin negara, Joe Biden, Yoon Suk-yeol, dan Fumio Kishida.
Pertemuan mandiri pertama ketiga negara ini menyepakati upaya memperdalam kerja sama militer dan ekonomi, sejalan dengan upaya mereka untuk bersatu menghadapi meningkatnya kekuatan China dan ancaman nuklir Korea Utara.
Ketiga negara berkomitmen untuk segera berkonsultasi satu sama lain selama krisis dan mengoordinasikan tanggapan terhadap tantangan, provokasi, dan ancaman regional yang mempengaruhi kepentingan bersama.
Mereka juga sepakat untuk mengadakan latihan militer setiap tahun dan berbagi informasi real-time mengenai peluncuran rudal Korea Utara pada akhir tahun 2023.
KTT trilateral serupa juga akan diadakan setiap tahun.
Tidak hanya mengganggu Korea Utara, KTT tersebut juga berpotensi membuat China geram karena secara terbuka menyebut China telah menunjukkan perilaku berbahaya di Laut China Selatan.