kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Korea Utara: Kerja Sama dengan Rusia adalah Hal Wajar Bagi Sesama Tetangga


Senin, 25 September 2023 / 07:00 WIB
Korea Utara: Kerja Sama dengan Rusia adalah Hal Wajar Bagi Sesama Tetangga
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat ia menaiki keretanya di stasiun kereta api di kota Artyom di luar Vladivostok di wilayah Primorsky, Rusia, 17 September 2023. Pemerintah Daerah Primorsky Krai/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pada Senin (25/9/2023), Korea Utara mengecam pernyataan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol karena mengkritik kerja sama mereka dengan Moskow setelah kunjungan pemimpin Kim Jong Un ke Rusia. Menurut Korea Utara, kerja sama dengan Rusia merupakan hal yang wajar dan normal bagi sesama tetangga untuk menjaga hubungan dekat.

Seperti yang diketahui, Yoon, yang berbicara di Majelis Umum PBB pekan lalu, mengatakan bahwa jika Rusia membantu Korea Utara meningkatkan program senjatanya sebagai imbalan atas bantuan perangnya di Ukraina, hal itu akan menjadi provokasi langsung bagi dunia.

Mengutip Reuters, dalam artikel yang dimuat oleh kantor berita KCNA, Korea Utara mengecam Yoon karena memfitnah kerja sama persahabatannya dengan Rusia dengan "kejam". Korea Utara juga mengatakan bahwa Yoon bertindak sebagai corong suara bagi Amerika Serikat.

“Merupakan hal yang wajar dan normal bagi negara-negara tetangga untuk menjaga hubungan dekat satu sama lain, dan tidak ada alasan untuk menganggap praktik tersebut sebagai hal yang patut dipertanggungjawabkan,” kata Korea Utara.

Kim kembali ke negaranya pekan lalu dari perjalanan selama seminggu ke Rusia di mana ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk meningkatkan kerja sama militer dan ekonomi.

Baca Juga: Kim Jong Un Kirim Surat ke Xi Jinping, Isinya Bikin Penasaran

Para pejabat AS dan Korea Selatan telah menyatakan kekhawatirannya bahwa Rusia mungkin sedang mencoba memperoleh amunisi dari Korea Utara untuk menambah persediaan amunisi mereka yang semakin menipis untuk perang di Ukraina. Di sisi lain, Pyongyang mencari bantuan teknologi untuk program nuklir dan rudalnya.

Segala kegiatan yang membantu program senjata Korea Utara dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Kebijakan luar negeri DPRK...tidak akan terikat pada apa pun, dan hubungan persahabatan dan kerja sama dengan negara-negara tetangga dekatnya akan terus tumbuh lebih kuat," demikian bunyi pernyataan tersebut. 

Baca Juga: Rusia-Korea Utara Jalin Kerja Sama Militer, Sejumlah Negara Ini Suarakan Keprihatinan

DPRK adalah inisial nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×