Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Rudal Korea Utara - SEOUL. Militer Korea Selatan pada hari Kamis (15/6) melaporkan adanya tembakan rudal Korea Utara ke Laut Timur, atau lebih dikenal dengan Laut Jepang.
Melansir Yonhap, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan pihaknya mendeteksi peluncuran dari daerah Sunan di Pyongyang antara pukul 19:25 dan 19:37.
Dua buah rudal terbang masing-masing sekitar 780 kilometer sebelum tercebur ke air. Rudal tersebut diidentifikasi sebagai rudal balistik jarak pendek.
"Otoritas intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang melakukan penilaian komprehensif mengenai spesifikasi rudal dan kemungkinan adanya provokasi tambahan," kata JCS.
Baca Juga: Hacker Korea Utara Lagi-Lagi Sukses Mencuri Mata Uang Kripto Senilai US$100 Juta
JCS mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan peluncuran rudal tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan provokasi yang tidak hanya merusak perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea, tetapi juga di komunitas internasional.
Sesaat sebelum peluncuran, juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara mengeluarkan pernyataan yang mengecam latihan gabungan militer Korea Selatan dan AS. Pyongyang menyebut aksi tersebut provokatif dan tidak bertanggung jawab.
"Tentara kami mengecam keras tindakan provokatif dan tidak bertanggung jawab dari otoritas militer boneka (Korea Selatan) yang meningkatkan ketegangan militer di wilayah tersebut meskipun telah berulang kali diperingatkan dengan sungguh-sungguh," kata juru bicara itu dalam pernyataan yang terbit di media nasional Korea Utara, KCNA.
Baca Juga: Kirim Ucapan Ulang Tahun ke Xi Jinping, Kim Jong Un: Semoga Sukses Memimpin China
Korea Selatan dan AS mengakhiri putaran kelima dan terakhir dari Latihan Gabungan Tembakan Langsung di Lapangan Pelatihan Kebakaran Seungjin di Pocheon, hanya 25 kilometer selatan perbatasan antar-Korea, pada hari Kamis.
Lebih dari 610 aset militer dimobilisasi untuk latihan tersebut, termasuk pesawat tempur F-35A dan howitzer self-propelled K9 dari pihak Korea Selatan, serta jet tempur F-16 dan drone Gray Eagle dari pihak AS.