kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,22   7,82   0.87%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tetangganya berjibaku dengan wabah corona, Korea Utara malah tembakkan dua proyektil


Senin, 02 Maret 2020 / 15:53 WIB
Tetangganya berjibaku dengan wabah corona, Korea Utara malah tembakkan dua proyektil


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Di saat negara-negara tetangganya tengah berjibaku menahan wabah virus corona, Korea Utara masih sempat-sempatnya menguji coba senjata. Korea Utara dilaporkan telah menembakkan dua proyektil jarak dekat yang tak dikenal jenisnya dari daerah dekat kota pesisir Wonsan ke perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang

"Proyektil itu ditembakkan pada pukul 12:37 malam waktu Korea dan diperkirakan memiliki jarak terbang 240 kilometer (149 mil) dan ketinggian 35 kilometer (22 mil)," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip CNN, Senin (2/3).

Baca Juga: Kim Jong Un: Virus corona masuk, ada konsekuensi serius bagi pejabat Korea Utara

Proyektil tersebut kemungkinan merupakan bagian dari latihan militer gabungan Korea Utara. Latihan dimulai pada Jumat (28/2), untuk memperingi satu tahun KTT Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Hanoi dengan Presiden AS Donald Trump yang berakhir tanpa kesepakatan.

Media pemerintah Korea Utara melaporkan, Kim memimpin latihan itu, yang dimaksudkan untuk menilai mobilitas dan kemampuan serangan kekuatan tembakan dari unit-unit pertahanan.

Kementerian Pertahanan Jepang belum dapat mengkonfirmasi apakah proyektil mendarat di dalam wilayahnya atau zona ekonomi eksklusif, dan menyebut tidak ada kerusakan yang dilaporkan ke pesawat atau kapal di daerah tersebut.

"Peluncuran rudal balistik berulang-ulang oleh Korea Utara baru-baru ini merupakan masalah serius bagi masyarakat internasional, termasuk Jepang," tulis Kementerian Pertahanan Jepang dalam sebuah pernyataan.

Direktur Keamanan Nasional Korea Selatan Chung Eui-yong dan menteri lainnya mengadakan pertemuan mendesak untuk membahas peluncuran senjata proyektil Korea Utara tersebut pada Senin sore ini.

"Militer Korea Selatan memantau gerakan terkait untuk kemungkinan peluncuran tambahan dan menjaga kesiapannya" kata pernyataan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

Jika ini adalah uji coba rudal, itu akan menjadi yang pertama dilakukan Korea Utara di tahun 2020. Tahun lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan negaranya akan terus "terus mengembangkan" senjata nuklir dan rudal balistik kecuali jika Washington mengubah arah dan mengabaikan kebijakan bermusuhan atas Korea Utara.

Baca Juga: Wow, Kim Jong Un habiskan Rp 6,8 miliar demi kuda jantan putih asal Rusia

Para ahli senjata mengatakan rudal penembakan merupakan bagian penting untuk meningkatkan akurasi dan keandalannya. Korea Utara melakukan beberapa peluncuran pada 2019 ketika upaya diplomatik antara Pyongyang dan Washington mulai goyah, tetapi negara itu menjauhi uji coba rudal jarak antarbenua atau meledakkan senjata nuklir di bawah tanah.

Namun, sebuah laporan yang belum dirilis dari panel PBB menemukan bahwa pengembangan senjata Korea Utara berlanjut tahun lalu sebagai pelanggaran terhadap sanksi Dewan Keamanan PBB yang sudah lama ada.

Meskipun uji senjata penting untuk tujuan pembangunan, gerakan militer Korea Utara sering kali diatur untuk memberikan dampak politik maksimum baik di dalam maupun di luar negeri.

Baca Juga: Cara tangan besi Korea Utara tangani virus corona: Eksekusi mati dan diasingkan

Negara tetangga Korea Selatan sendiri sedang berhadapan dengan wabah besar virus corona yang telah menewaskan sedikitnya 26 orang dan menginfeksi lebih dari 4.200 orang.

Sementara Korea Utara belum melaporkan secara terbuka kasus cirus corona.

Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan memilih untuk menunda latihan militer karena wabah itu. Latihan ini biasanya menarik kemarahan Korea Utara.

Korea Selatan juga bersiap mengadakan pemilihan untuk Majelis Nasional, dan Partai Demokrat yang berkuasa dapat menderita sebagai akibat dari popularitas Presiden Moon Jae-in yang menurun dengan cepat.

Banyak pemilih merasa Moon belum menepati janjinya untuk memperbaiki ekonomi, dan sekarang dalam keadaan berubah karena wabah corona. Moon juga dianggap belum bisa mencapai semacam kesepakatan jangka panjang dengan Korea Utara.

Para pemilih AS juga menuju ke tempat pemungutan suara pada hari Selasa untuk pemilihan pendahuluan.

Baca Juga: Korea Utara tembak mati warga yang keluar karantina virus corona




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×