Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. PBB baru saja menggelontorkan dana bantuan penelitian vaksin corona untuk Korea Utara. Jumlah bantuan yang diberikan kali ini nilainya hanya 5% dari keseluruhan anggaran yang diperkirakan Korea Utara.
PBB, melalui Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), pada hari Selasa (1/9), menyampaikan dana sebesar US$1,8 juta telah diserahkan ke Korea Utara.
Jumlah tersebut masih jauh dari estimasi pengeluaran Korea Utara yang nilainya mencapai US$39,7 juta. Pengeluaran tersebut sepenuhnya dialokasikan untuk upaya anti-epidemi di Korea Utara.
Baca Juga: Gara-gara corona, impor minyak Korea Utara anjlok 50%
Meski terlihat kecil, tapi dukungan dana dari OCHA ini sebenarnya sudah sedikit lebih besar dari rencana awal pada bulan Juni lalu sebesar $1,3 juta.
Korea Utara belakangan mulai merasakan dampak dari wabah virus corona setelah sebelumnya selalu mengklaim bahwa negaranya bebas dari virus tersebut.
Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, juga meyakinkan dunia internasional bahwa negaranya mampu mengatasi wabah tersebut dengan baik.
Sayangnya klaim Kim Jong Un diragukan oleh banyak pihak setelah melihat fakta bahwa Korea Utara tidak memiliki fasilitas kesehatan dan medis yang layak untuk mengatasi wabah.
Klaim yang datang dari Korea Utara ini dengan cepat menimbulkan keraguan. Bukan tanpa sebab, Korea Utara adalah salah satu negara dengan sistem perawatan kesehatan paling buruk di dunia.
Baca Juga: Kim Jong Un beri tambahan wewenang ke adiknya untuk mengurusi Korea Utara
Bahkan, selama beberapa dekade terakhir, Korea Utara selalu mengandalkan bantuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memasok vaksin dan imunisasi kepada rakyatnya.
Kemampuan finansial Korea Utara juga dianggap belum mampu untuk melakukan penelitian vaksin virus corona yang memerlukan biaya sangat besar.
Laporan CNN bahkan menyebutkan, beberapa perusahaan vaksin raksasa yang sedang mengembangkan vaksin memiliki nilai yang lebih besar dari seluruh ekonomi Korea Utara.
Analis kesehatan dari berbagai belahan dunia langsung meragukan kemampuan Korea Utara dalam mengatasi wabah virus corona.
Bahkan awal Juli lalu, perwakilan WHO di Korea Selatan, Dr. Edwin Salvador, melaporkan, hanya ada 922 orang yang menjalani tes virus di Korea Utara. Padahal, jumlah penduduk negara itu mencapai 25 juta jiwa.
Sempat muncul dugaan Korea Utara menyembunyikan kasus Covid-19 yang ada di negaranya. Tujuannya, untuk menciptakan kesan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mampu memberikan perlindungan terbaik bagi rakyatnya.
Baca Juga: Ramaikan perlombaan, Korea Utara klaim uji klinis vaksin corona ke manusia