Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
PYONG YANG. Pemerintah Korea Utara mengatakan, saat ini negaranya tengah menghadapi kekeringan terburuk dalam seratus tahun terakhir.
Kantor berita pemerintah KCNA memberitakan, sejumlah provinsi utama penghasil beras terkena dampaknya dan lebih dari 30% lahan padi mengalami kekeringan.
Kondisi ini memicu kekhawatiran semakin memburuknya persediaan cadangan makanan. Seperti yang diketahui, Korut memiliki pengalaman buruk mengenai menipisnya cadangan pangan di mana ratusan warga Korut dikabarkan meninggal dunia akibat kelaparan pada tahun 1990-an.
Namun, menurut sejumlah koresponden BBC, kekeringan yang terjadi saat ini tidak berbahaya seperti sebelumnya akibat adanya reformasi di bidang agrikultur.
United Nations World Food Programme menjelaskan, Korut secara reguler menghadapi penipisan cadangan pangan dan saat ini sekitar spertiga anak-anak di negara tersebut mengalami gizi buruk.
Menurut Stephen Evans, koresponden BBC di Seoul, merupakan hal yang sangat tidak biasa jika Korut berbicara secara terbuka mengenai menipisnya cadangan pangan mereka. Hal ini mengindikasikan bahwa situasi yang terjadi di sana sangat serius. Indikasi lainnya, Korut menginginkan bantuan dari luar negeri.
Apalagi, laporan mengenai kekeringan ini kebetulan terjadi dengan dibebaskannya dua tahanan asal Korea Selatan dari pemerintah Korut. Hal itu menggarisbawahi keinginan Korut untuk menarik simpati dan mendapatkan bantuan.
Sejumlah polling di Korsel menunjukkan adanya perbedaan pandangan antar warga Korsel. Mayoritas warga Korsel yang disurvei mendukung bantuan terhadap Korut. Namun mereka tetap mempertanyakan urgensi bantuan terhadap negara yang mengembangkan senjata nuklir dengan target Korsel.
Dalam 10 tahun terakhir, kerelaan negara lain untuk membantu Korut semakin menurun karena Pyongyang terus mengembangkan senjata nuklir.