kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.315   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.393   105,77   1,45%
  • KOMPAS100 1.044   5,85   0,56%
  • LQ45 792   4,00   0,51%
  • ISSI 246   4,36   1,80%
  • IDX30 410   2,28   0,56%
  • IDXHIDIV20 469   2,53   0,54%
  • IDX80 118   0,66   0,56%
  • IDXV30 119   0,60   0,50%
  • IDXQ30 131   0,47   0,36%

Korut Kini Jadi Sekutu Penting Bagi Rusia Daripada Iran atau Tiongkok


Kamis, 17 Juli 2025 / 07:54 WIB
Korut Kini Jadi Sekutu Penting Bagi Rusia Daripada Iran atau Tiongkok
ILUSTRASI. Korea Utara kini menjadi sekutu yang lebih penting bagi Rusia daripada Iran atau Tiongkok. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menangis tersedu-sedu saat ia menghempaskan diri di atas satu dari enam peti jenazah seorang tentara yang terbungkus bendera nasional.

Foto-foto duka citanya ditampilkan dalam sebuah pertunjukan gala di sebuah teater di Pyongyang akhir bulan lalu, yang merayakan ulang tahun pakta pertahanan bersama yang ditandatangani oleh Kim dan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin. 

Para tentara tersebut gugur dalam pertempuran bersama pasukan Rusia dalam perang melawan Ukraina.

Mengutip Al Jazeera, meskipun para pendukung NATO Ukraina menolak untuk mengerahkan pasukan darat, para pejuang Korea Utara telah berpartisipasi dalam pertempuran sengit di wilayah Kursk di Rusia barat, yang sebagian diduduki oleh serangan balasan Ukraina.

"Korea Utara kini menjadi sekutu yang lebih penting bagi Rusia daripada Iran atau Tiongkok," kata Oleg Ignatov, analis senior Rusia untuk Crisis Group.

Korea Utara memasok Rusia dengan amunisi dan beberapa jenis senjata berat. Mengenai tentara Korea Utara, sumber-sumber Rusia mengatakan mereka profesional dan disiplin. 

Pada awal operasi Kursk, mereka tidak memiliki keterampilan tempur modern yang dibutuhkan untuk jenis perang ini, yang melibatkan penggunaan drone dalam jumlah besar, tetapi mereka dengan cepat beradaptasi.

Baca Juga: Gambar Satelit Ungkap Kapal Perang Terbesar dan Tercanggih Korea Utara

Melihat ke depan, ada tanda-tanda bahwa aliansi Rusia-Korea Utara sedang berkembang.

Dua minggu lalu, sumber intelijen Ukraina mengatakan kepada CNN bahwa Korea Utara berencana untuk melipatgandakan penempatannya di sepanjang garis depan dengan Ukraina dengan mengirimkan hingga 30.000 tentara tambahan.

Rusia menyambut baik tambahan pasukan tersebut karena, menurut hitungan yang dilakukan oleh media independen Rusia, Mediazona, dan BBC, tentara Moskow telah menderita lebih dari 116.000 korban sejak melancarkan perang skala penuh terhadap negara tetangganya pada tahun 2022.

Beberapa pengamat mengatakan Korea Utara, negara yang terkenal terisolasi, juga memiliki banyak keuntungan.

"Dari sudut pandang operasi militer, Korea Utara kini telah memiliki pengalaman langsung dengan peperangan modern, yang tidak dimiliki Korea Selatan," kata Rachel Minyoung Lee, peneliti senior di 38 North, Stimson Center, dan peneliti POSCO di East-West Center.

"Dari sudut pandang kebijakan, hubungan Korea Utara yang membaik dengan Rusia memberi Kim Jong Un kemampuan manuver strategis yang lebih besar, karena manfaat langsung seperti pengiriman minyak dan gandum Rusia serta kemungkinan transfer teknologi militer ke Korea Utara – hingga peluang jangka panjang yang tampaknya dilihat Kim Jong Un dengan memelihara hubungan ini," tambahnya.

Baca Juga: Diam-Diam, Korea Utara Membangun Senjata Kimia untuk Bertempur

Ia juga bilang, bahwa semua ini memberi Korea Utara sedikit atau bahkan tidak ada insentif untuk melibatkan Amerika Serikat, apalagi Korea Selatan.

"Hubungan Korea Utara dengan Rusia memberi Kim pengaruh yang lebih kuat terhadap Tiongkok, yang dapat memiliki implikasi regional yang lebih luas dalam jangka panjang," ujarnya.

Rusia telah membuka kembali rantai pasokan ke Korea Utara yang telah lama tidak aktif, mengabaikan sanksi internasional.

"Kedua negara telah melanjutkan lalu lintas di sepanjang jalur Khasan-Tumen," ujar Neimat Khalilov, seorang ilmuwan politik dan anggota klub pakar Digoria, kepada Al Jazeera, merujuk pada perbatasan Rusia dengan Korea Utara.

Tonton: Kim Jong un Titahkan Tentara Korea Utara Bersiap Perang, Termasuk Perang Modern

"Rusia memasok batu bara, pupuk, dan bijih besi melalui perlintasan kereta api, sementara [Korea Utara] memasok makanan laut dan logam tanah jarang... Secara terpisah, perlu dicatat modernisasi pelabuhan Rajin [Korea Utara], yang sedang berlangsung dengan partisipasi Federasi Rusia. Tujuan proyek ini adalah menjadikan pelabuhan tersebut sebagai alternatif hub Korea Selatan, sehingga meningkatkan arus kargo melalui Vladivostok ke Korea Utara," urai Khalilov.

Selanjutnya: Ekspektasi Return dan Memahami Risiko Margin

Menarik Dibaca: Khusus Kamis! Promo Subway Emoji Deals, 3 Sandwich 6-inch Cuma Rp 100.000




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×