Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MINNEAPOLIS. Kota-kota besar AS khawatir akan terjadinya aksi protes dengan kekerasan lain pada hari Minggu (31/6/2020) terkait kematian George Floyd saat dalam tahanan polisi.
Aksi yang dimulai sebagai demonstrasi damai atas kematian Floyd, yang meninggal ketika seorang petugas kulit putih Minneapolis berlutut di lehernya, telah menjadi gelombang kemarahan yang melanda negara yang terpecah belah secara politik dan ras.
Para pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan setelah berminggu-minggu lamanya mengalami penguncian akibat pandemi virus corona yang membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan dan menghantam komunitas-komunitas minoritas dengan keras.
Baca Juga: Banyak aksi penjarahan pasca kerusuhan Minneapolis, peritel AS kembali tutup tokonya
Melansir Reuters, ketika para demonstran memecahkan jendela dan melakukan aksi pembakaran, pihak kepolisian menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan kerumunan di banyak kota. Dalam beberapa kasus, para pengamat dan anggota media menjadi sasaran.
Dalam satu video dari Minneapolis, seorang Pengawal Nasional Humvee melakukan patroli di jalan perumahan diikuti oleh petugas polisi yang mengenakan perlengkapan taktis. Seorang petugas memerintahkan penduduk untuk masuk ke dalam, lalu berteriak "tembak" sebelum menembakkan proyektil ke sekelompok orang di teras depan mereka. Jam malam kota tidak berlaku untuk penduduk di luar properti pribadi mereka.
Baca Juga: Trump mengatakan militer dapat merespons dengan cepat kerusuhan Minneapolis
Di New York City, polisi menangkap sekitar 350 orang dalam semalam dan 30 petugas menderita luka ringan. Reuters memberitakan, Walikota Bill de Blasio mengatakan tindakan polisi sedang diselidiki, termasuk video yang dibagikan secara luas yang memperlihatkan sebuah kendaraan sport kepolisian di Brooklyn meluncur ke kerumunan pengunjuk rasa yang melempari puing-puing.