Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
India secara sepihak mendeklarasikan Ladakh sebagai wilayah federal sambil memisahkannya dari Kashmir yang disengketakan pada Agustus 2019. China termasuk di antara segelintir negara yang mengecam keras langkah itu, meningkatkannya di forum internasional termasuk Dewan Keamanan AS.
Ribuan tentara dari kedua belah pihak berhadapan selama sebulan di Garis Kontrol Aktual sepanjang 3.380 kilometer (2.100 mil), perbatasan yang dibangun setelah perang antara India dan China pada 1962.
Baca Juga: Di ambang perang, militer China desak India hentikan tindakan provokatif
Setelah bentrokan tejadi, kedua belah pihak memisahkan diri dari daerah di mana pertempuran itu terjadi, kata pernyataan Angkatan Darat India.
Michael Kugelman, seorang spesialis Asia Selatan di Wilson Center, mengatakan bahwa kedua negara tidak mungkin berperang karena mereka tidak dapat "melakukan konflik."
"Tapi mari kita perjelas: Kami meyakini bahwa hal ini tidak secara ajaib menghilang setelah terjadinya bentrokan dengan jumlah kematian yang lebih tinggi. Krisis ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat," jelasnya kepada AP.
Baca Juga: Tiga tentara India tewas oleh pasukan Tiongkok, China-India memanas
Pengakuan India
Mengutip BBC, pada Selasa pagi, tentara India mengatakan tiga tentaranya, termasuk seorang perwira, tewas dalam bentrokan di Ladakh, di wilayah Kashmir yang disengketakan.
Kemudian pada hari yang sama, kedua pihak mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka telah memisahkan diri.