Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ketika Federal Reserve AS memangkas suku bunga di bulan lalu untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, itu mengisyaratkan bahwa pemotongan bunga lebih lanjut mungkin tidak diperlukan. Tapi kini, lain lagi ceritanya.
Pembalikan kurva imbal hasil US Treasury tenor dua tahun dengan US Treasury tenor 10 tahun untuk pertama kalinya dalam 12 tahun pada Rabu (14/8), menunjukkan bahwa investor obligasi memiliki pandangan yang jauh lebih suram terhadap ekonomi Amerika Serikat (AS) dan ekonomi global dibandingkan bank sentral AS.
"Pasar keuangan jarang berbohong dan secara global sepertinya mengharapkan satu hari perhitungan," kata Tom di Galoma, direktur pelaksana Seaport Global Holdings di New York seperti dilaporkan Reuters.
Baca Juga: Kurva imbal hasil US Treasury terbalik, sinyal klasik resesi ekonomi akan datang
Kekhawatiran kian meningkat dan The Fed mungkin tidak hanya menimbang pembalikan kurva imbal hasil untuk menggunting suku bunga lagi. Tetapi, bank sentral AS mungkin juga sudah kehabisan amunisi untuk merangsang pertumbuhan ekonomi AS karena negara-negara lain juga saling mengimbangi satu sama lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan fiskal yang lebih longgar.
Pada Rabu (14/8), imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun AS lebih rendah 2,1 basis poin dari yield US Treasury tenor dua tahun. Pembalikan ini yang pertama kali sejak 2007, menurut data Refinitiv.
Baca Juga: Risiko resesi ekonomi meningkat lagi, indeks bursa Wall Street jatuh
Pembalikan kurva imbal hasil ini mengguncang para investor yang sudah khawatir dengan perang perdagangan AS-China yang mungkin memicu resesi global.
"Orang menjadi lebih yakin bahwa pertumbuhan global sedang melemah dan orang-orang mulai melihat beberapa tanda transmisi ke AS," kata Gennadiy Goldberg, ahli strategi di TD Securities yang dikutip Reuters.