Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. The Fed menilai masih perlu menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk menjinakkan inflasi Amerika Serikat (AS). Pasalnya, bank sentral ini baru melihat sedikit bukti bahwa kenaikan suku bunga agresif yang sudah dilakukan hanya berdampak menekan inflasi pada bulan Juli.
Kendati begitu, The Fed kemungkinan akan memperlambat laju kenaikan suku bunga yang akan dilakukan berikutnya. Hal itu ditunjukkan dalam hasil risalah pertemuan The Fed pada 26-27 Juli lalu yang dirilis pada Rabu (17/8).
Notulensi rapat tersebut memang tidak secara eksplisit mengisyaratkan kecepatan tertentu dari kenaikan suku bunga pada 20-21 September mendatang, tetapi para pembuat kebijakan The Fed mulai mengakui kemungkinan risiko kalau mereka bertindak terlalu jauh dan mengekang kegiatan ekonomi terlalu banyak.
Baca Juga: Fed Minutes Show More Rate Hikes in The Pipeline, But Pace Could Slow
"Para peserta sepakat bahwa hingga saat ini hanya ada sedikit bukti bahwa tekanan inflasi mereda," tertulis dalam hasil notulensi tersebut, seperti dikutip Reuters, Kamis (18/8).
Pejabat The Fed melihat bahwa perlambatan permintaan agregat akan memainkan peran penting dalam mengurangi tekanan inflasi walaupun penurunan inflasi pada Juli kemungkinan juga dibantu perbaikan rantai pasokan global atau penurunan harga bahan bakar dan komoditas lainnya.
Terlepas dari nada tinggi bahwa inflasi masih perhatian utama The Fed, risalah itu menandai akan ada dimensi penting dalam perdebatan pejabat The Fed dalam beberapa bulan mendatang, yakni kapan harus memperlambat laju kenaikan suku bunga dan bagaimana mengetahui apakah kenaikan suku bunga telah lewat sebagai inti yang diperlukan untuk menjinakkan inflasi.
The Fed telah menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar 225 poin tahun ini ke kisaran target 2,25% hingga 2,50%. Bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bulan depan sebesar 50 basis poin atau 75 basis poin.
Agar The Fed mengurangi kenaikan suku bunganya, laporan inflasi yang akan dirilis sebelum pertemuan berikutnya kemungkinan perlu mengkonfirmasi bahwa laju kenaikan harga menurun. Inflasi oleh ukuran pilihan Fed lebih dari tiga kali target 2% bank sentral.
Data sejak pertemuan kebijakan Fed Juli menunjukkan inflasi konsumen tahunan turun menjadi 8,5% dari 9,1% pada Juni, sebuah fakta yang akan mendukung kenaikan suku bunga 50 basis poin yang lebih kecil bulan depan.
Tetapi data lain yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan mengapa hal itu tetap menjadi pertanyaan terbuka. Penjualan ritel inti AS bulan Juli lebih tinggi dari proyeksi.
Menurut Bob Miller, Kepala Pendapatan Tetap Fundamental Amerika di BlackRock, risalah tersebut tampaknya memberikan lebih banyak ruang untuk bereaksi saat data mengalir masuk.
Baca Juga: Indeks Utama Wall Street Melemah, The Fed Berpotensi Mengerek Bunga Lagi
"Pesan yang dimaksud jauh lebih bernuansa dan mencerminkan kebutuhan opsionalitas oleh bank sentral yang mencoba menilai data dan guncangan ekonomi yang saling bertentangan. Meninjau beberapa persyaratan ke depan tampaknya masuk akal mengingat sifat siklus khusus ini yang belum pernah terjadi sebelumnya." ujarnya.
Laju kenaikan suku bunga memang bisa mereda segera bulan depan, dengan risalah yang menyatakan bahwa, mengingat perlunya waktu untuk mengevaluasi bagaimana kebijakan yang lebih ketat mempengaruhi ekonomi, akan menjadi tepat di beberapa titik untuk beralih dari yang besar, Kenaikan 75 basis poin disetujui pada pertemuan Fed Juni dan Juli, menjadi kenaikan setengah poin dan akhirnya seperempat poin.