Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
Ketidakpastian tentang bagaimana masalah keuangan di pengembang properti terbesar di China itu akan diselesaikan telah memuncak. Pihak berwenang menahan diri untuk tidak memberikan jaminan publik untuk segera menyelamatkan Evergrande.
Baca Juga: Kekhawatiran meningkat akibat tapering dan Evergrande, CDS Indonesia ikut naik
Media resmi sebagian besar telah menghindari berita ini. Sejumlah tabloid mengatakan Evergrande adalah "kasus yang terisolasi". Perekonomian China yang melambat telah menambah kecemasan investor.
Sementara pasar saham China daratan mengikuti pelemahan di saham Hong Kong pada Rabu, banyak analis termasuk di Citigroup Inc., Barclays Plc dan UBS Group AG mengatakan krisis Evergrande tidak mungkin menjadi krisis "Lehman Brothers" di negara itu.
PBOC setidaknya telah bergerak ke arah yang benar, meningkatkan suntikan dana minggu lalu ke level tertinggi sejak Februari. Bank sentral perlu menambahkan 130 miliar yuan (US$20 miliar) bersih pada hari Rabu untuk memastikan likuiditas sesuai dengan level hari Sabtu.
Operasi tunai China telah ditujukan untuk mencapai keseimbangan antara memacu pertumbuhan yang dirugikan oleh wabah virus baru Delta dan peraturan yang lebih ketat, sambil mencegah gelembung aset.
Baca Juga: Varian Delta hambat rebound ekonomi Asia tahun ini
Pihak berwenang juga cenderung melonggarkan cengkeraman mereka pada likuiditas menjelang akhir kuartal karena meningkatnya permintaan uang tunai dari bank untuk memenuhi peraturan. Bank juga perlu menimbun lebih banyak dana menjelang liburan satu minggu di China pada awal Oktober.
Meningkatkan likuiditas saja tidak akan cukup untuk menyelesaikan krisis Evergrande dengan sendirinya, kata Ding Shuang, kepala ekonom untuk China Raya dan Asia Utara di Standard Chartered Plc di Hong Kong.
“Apa yang diharapkan pasar dari pemerintah adalah membuat rencana yang dapat membantu restrukturisasi perusahaan dan pembiayaan kembali dengan lancar,” kata Shuang.