Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Menurut Danmarks Radio, dugaan pengaturan, yang dikatakan dalam laporan itu dengan nama sandi "Operasi Dunhammer", memungkinkan NSA memperoleh data menggunakan nomor telepon politisi sebagai parameter pencarian.
Laporan tersebut menyusul investigasi yang dilakukan oleh penyiar yang melibatkan wawancara dengan sembilan sumber, yang semuanya dikatakan memiliki akses ke informasi rahasia yang dimiliki oleh FE.
Selain Merkel, Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier dan pemimpin oposisi pada saat itu Peer Steinbruck juga dilaporkan menjadi sasaran penyadapan.
Baik kementerian pertahanan Denmark maupun perwakilan untuk FE belum mengomentari laporan terbaru tersebut.
Menyusul berita dari laporan tersebut pada hari Minggu, Snowden menuduh Presiden AS Joe Biden "sangat terlibat dalam skandal ini untuk pertama kalinya". Biden adalah wakil presiden AS pada saat pengawasan berlangsung.
Baca Juga: AS bakal kirim kapal perang sebagai dukungan untuk Ukraina, Laut Hitam siap membara
"Harus ada persyaratan eksplisit untuk pengungkapan publik secara penuh, tidak hanya dari Denmark, tapi juga mitra senior mereka," cuit Snowden.
Pada 2013, Snowden - mantan kontraktor untuk Badan Intelijen Pusat AS (CIA) - membocorkan ke media detail tentang internet ekstensif dan pengawasan telepon oleh intelijen AS.
AS kemudian mendakwanya dengan pencurian properti pemerintah, komunikasi informasi pertahanan nasional yang tidak sah, dan komunikasi intelijen rahasia yang disengaja.
Snowden kemudian mencari perlindungan di Rusia.