kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laut China Selatan: AS umumkan kembalinya kapal perusak rudal untuk menantang China


Selasa, 24 November 2020 / 07:23 WIB
Laut China Selatan: AS umumkan kembalinya kapal perusak rudal untuk menantang China
ILUSTRASI. AS umumkan kembalinya USS Barry, kapal perusak berpeluru kendali, ke Laut China Selatan untuk melaksanakan misi keamanan. Navy photo by Mass Communication Specialist 3rd Class Nicholas Huynh/Handout via REUTERS


Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Langkah AS yang membuat anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) cemas. Gilang Kembara, peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), mengatakan Indonesia tidak akan menyetujui langkah militerisasi AS.

“Saya pikir itu hal yang baik jika AS menawarkan kerjasama dengan penjaga pantai Indonesia, karena penangkapan ikan IUU adalah kegiatan kriminal, jadi kita perlu penegakan hukum untuk melawannya," jelasnya.

Namun, dia menambahkan, "Tapi jika yang mereka tawarkan adalah kerja sama dengan Angkatan Laut AS, dan ini menjadi masalah (militer) ... pendekatan itu berlebihan karena menurut saya penangkapan ikan IUU bukanlah ancaman eksistensial bagi suatu negara."

Baca Juga: China bisa berang, AS dukung Filipina lindungi kedaulatan di Laut China Selatan

Jay L Batongbacal, direktur Institut Urusan Maritim dan Hukum Laut Universitas Filipina, memperingatkan tentang kemungkinan penentangan dari Filipina.

“Tapi (Manila) mungkin akan puas dengan berbagi informasi tentang kegiatan di laut, dan setidaknya selama dua sampai tiga tahun terakhir pemerintah, terutama biro perikanan, benar-benar memanfaatkan informasi yang tersedia dari AS tentang asing mengenai aktivitas penangkapan ikan di zona ekonomi eksklusif Filipina (ZEE),” papar Batongbacal seperti yang dikutip dari Express.co.uk.

Selanjutnya: Media pemerintah China: Trump sedang mempersiapkan 'kegilaan terakhir' untuk Beijing



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×