kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Lembaga ekonomi Inggris prediksi Italia bakal terjerat gagal bayar


Jumat, 05 Agustus 2011 / 10:01 WIB
Lembaga ekonomi Inggris prediksi Italia bakal terjerat gagal bayar
ILUSTRASI. Penjualan pot tanaman hias.


Reporter: Dyah Megasari, BBC |

ROMA. Italia diramalkan akan terjerat situasi gagal bayar akibat tumpukan utang yang menggunung. Demikian perkiraan lembaga pemikir ekonomi Inggris, Centre for Economics and Business Research (CEBR). Institusi ini juga memperkirakan Spanyol kemungkinan lolos dari situasi yang sama.

Dengan banyaknya negara terbelit utang yang sulit dibayar, lembaga itu membuat skenario ekonomi jenis baik dan buruk untuk dua negara Eropa tersebut. Menurut skenario ini Italia tidak akan bisa menghindari status default kecuali tiba-tiba terjadi lonjakan pertumbuhan ekonomi.

Meski Italia sudah mulai mempraktekkan anggaran sangat ketat dan berjuang keras mengurangi tingkat defisitnya pada 2014, ekonomi negara itu tetap memerlukan dorongan signifikan agar bisa tumbuh.

Ekonomi Italia hanya tumbuh 0,1% pada kuartal pertama 2011, pertumbuhan berikutnya diperkirakan tetap lemah.

Sebaliknya pada Rabu sebelumnya Perdana Menteri Silvio Berlusconi berpidato di depan parlemen dan mengatakan bahwa perekonomian Italia masih kuat dan bank-bank di negeri itu tetap baik.

Namun banyak pengamat ekonomi merasa bahwa perekonomian terbesar ketiga zona Eropa ini berisiko terjerat dalam krisis utang.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan kemarin (4/8) CEBR menghitung utang Italia akan tumbuh 128% dibanding output nasional tahunannya dan akan menjadi 150% pada tahun 2017 jika surat utang negara itu tetap memberi bunga di atas 6% sementara pertumbuhan ekonomi mandek.

"Bahkan jika ongkos pinjam turun sampai 4%, pertumbuhan ekonomi akan tetap anemik sehingga rasio utang terhadap GDP tetap 123% tahun 2018," kata Doug McWilliams, Direktur CEBR.

Sementara situasi di Spanyol sedikit lebih optimistis karena tingkat utangnya yang jauh lebih rendah. Bahkan bila dibuat dalam model skenario buruk sekalipun, rasio utang Madrid diramalkan tidak akan tumbuh di atas 75% dibanding output nasionalnya.

"Mudah-mudahan ada peluang nyata bagi Spanyol untuk menghindari default dan paksaan restrukturisasi utang, kecuali kalau kemudian negara itu juga tertular (krisis)," kata McWilliams.

"Tapi secara realistis, Italia pasti akan default, sementara Spanyol mungkin lolos," simpulnya.



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×