Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Kementerian Kesehatan India melaporkan, jumlah kasus virus corona di India telah mencapai 85.940. Berdasarkan data Sabtu (16/5) tersebut, jumlah infeksi di India ini sudah melewati China, tempat pandemi itu berasal.
Walau begitu, tingkat penularan terlihat mulai turun. Hal ini menunjukkan pilihan lockdown yang ketat di India mulai berhasil mengendalikan penyebaran virus corona.
Para pemimpin negara bagian, bisnis dan kelas pekerja India pun sudah meminta Perdana Menteri Narendra Modi untuk membuka kembali ekonomi yang terpukul. Tetapi pemerintah India diperkirakan masih akan memperpanjang lockdown, yang seharusnya berakhir pada Minggu (27/5), meskipun dengan pelonggaran pembatasan mulai dilakukan.
Baca Juga: Italia buka perbatasan, perjalanan ke dan dari luar negeri diizinkan mulai 3 Juni
Walau jumlah kasus virus corona melesat, sejauh ini angka kematian di India tampak jauh lebih baik. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan India, sedikitnya ada 2.752 kematian yang dilaporkan. Angka ini masih di bawah jumlah korban di China yang capai 4.600.
Selain itu, jumlah korban di Amerika Serikat, Inggris, dan Italia juga jauh lebih tinggi ketimbang India.
Menteri Kesehatan Harsh Vardhan menambahkan, tingkat penyebaran infeksi telah melambat, karena sekarang dibutuhkan 11 hari agar jumlah kasus menjadi dua kali lipat. Sebelum lockdown dilakukan, jumlah kasus bertambah dua kali lipat hanya dalam 3,5 hari.
"Jelas situasinya telah membaik karena kuncian. Kami telah menggunakan periode lockdown ini untuk mempercepat tindakan kesehatan masyarakat seperti deteksi kasus, pelacakan kontak, isolasi dan pengelolaan kasus," kata Vardhan.
Para pejabat India mengatakan angka kematian yang rendah bisa jadi karena mayoritas orang yang terinfeksi virus itu asimptomatik atau memiliki gejala ringan dan bahwa penutupan yang luas yang diberlakukan sejak awal telah membantu menghindari bencana besar.
Sepertiga dari infeksi berasal dari negara bagian barat Maharashtra, dengan Mumbai yang menjadi daerah yang paling parah, diikuti oleh Tamil Nadu, Gujarat dan Delhi.
Ini juga merupakan pusat ekonomi paling penting di negara ini. Hal tersebut memperumit tugas pemerintah ketika mencoba membuka kembali perekonomian tanpa memicu lonjakan besar dalam infeksi.
Baca Juga: Corona di Korea Selatan: Jumlah kasus baru kluster Itaewon mulai turun
"India masih dalam fase pertumbuhan, karena total kasus masih meningkat. Kasus aktif tumbuh sebesar 3,8% (setiap hari) - dan ini perlu turun menjadi 0% dan kemudian menurun agar negara pulih secara keseluruhan," Shamika Ravi, seorang Pakar Brookings dan mantan anggota Dewan Penasihat Ekonomi Perdana Menteri India, mengatakan.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah tes virus corona yang rendah India. Ini sehubungan dengan populasi yang besar. Negara ini telah meningkatkan pengujian sejak awal April hingga 100.000 per minggu ini.
Tetapi jumlah tersebut tidak sebanding dengan jumlah penduduk India yang mencapai 1,3 miliar. Alhasil, jumlah tes India tertinggal jauh di belakang negara-negara besar lainnya seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Italia.