Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - Produsen logam mulia Rusia Nornickel akan meluncurkan kembali salah satu tungku di pabrik peleburannya Nadezhda pada awal Agustus nanti. Hal ini setelah rampungnya perbaikan besar-besar senilai US$ 340 juta yang sempat tertunda akibat tekanan sanksi Amerika Serikat (AS).
Mengutip Reuters, selesainya perbaikan mengindikasikan bahwa perusahaan telah mampu menemukan cara untuk mengatasi tekanan Barat yang menunda impor peralatan yang diperlukan. Perseroan menemukan pemasok lain untuk menggantikan alat yang rusak. Selama ini mayoritas suku cadang dipasok dari negara-negara Barat.
Baca Juga: Vladimir Putin: Negara Barat Menampilkan Perilaku Kolonialisme Klasik
Sebenarnya Nornickel tidak terkena sanksi langsung, namun pada praktknya beberapa perusahaan barat menghindari untuk berurusan dengan perusahaan Rusia atau yang selama ini dikenal sebagai ‘sanksi sukarela’.
Sanksi tersebut telah menghambat perkembangan perusahaan paladium terbesar di dunia dan produsen utama nikel olahan ini. Akibatnya, perusahaan harus menunda perbaikan salah satu dari dua tungku di Nadezhda, yang merupakan aset produksi utama, selama dua tahun.
Januari lalu lalu, Nornickel telah memperkirakan penurunan lanjutan dalam produksi nikel dan paladium di tahun 2024 akibat resiko geopolitik. Situasi semakin panas pada April, ketika Washington dan London melarang bursa perdagangan logam menerima aluminium, tembaga, dan nikel baru yang diproduksi oleh Rusia dan melarang impor logam-logam tersebut ke Amerika Serikat dan Inggris untuk mengganggu pendapatan ekspor Rusia.