kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Lolos Tekanan AS, Nornickel Mulai Kembalikan Produksinya


Jumat, 12 Juli 2024 / 22:28 WIB
Lolos Tekanan AS, Nornickel Mulai Kembalikan Produksinya
ILUSTRASI. A view shows nickel sheets at Kola Mining and Metallurgical Company (Kola MMC), a subsidiary of Nornickel metals and mining company, in the town of Monchegorsk in Murmansk Region, Russia February 25, 2021. REUTERS/Evgenia Novozhenina


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - Produsen logam mulia Rusia Nornickel akan meluncurkan kembali salah satu tungku di pabrik peleburannya Nadezhda pada awal Agustus nanti. Hal ini setelah rampungnya perbaikan besar-besar senilai US$ 340 juta yang sempat tertunda akibat tekanan sanksi Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters, selesainya perbaikan mengindikasikan bahwa perusahaan telah mampu menemukan cara untuk mengatasi tekanan Barat yang menunda impor peralatan yang diperlukan. Perseroan menemukan pemasok lain untuk menggantikan alat yang rusak. Selama ini mayoritas suku cadang dipasok dari negara-negara Barat.

Baca Juga: Vladimir Putin: Negara Barat Menampilkan Perilaku Kolonialisme Klasik

Sebenarnya Nornickel tidak terkena sanksi langsung, namun pada praktknya beberapa perusahaan barat menghindari untuk berurusan dengan perusahaan Rusia atau yang selama ini dikenal sebagai ‘sanksi sukarela’.

Sanksi tersebut telah menghambat perkembangan perusahaan paladium terbesar di dunia dan produsen utama nikel olahan ini. Akibatnya, perusahaan harus menunda perbaikan salah satu dari dua tungku di Nadezhda, yang merupakan aset produksi utama, selama dua tahun.

Januari lalu lalu, Nornickel telah memperkirakan penurunan lanjutan dalam produksi nikel dan paladium di tahun 2024 akibat resiko geopolitik. Situasi semakin panas pada April, ketika Washington dan London melarang bursa perdagangan logam menerima aluminium, tembaga, dan nikel baru yang diproduksi oleh Rusia dan melarang impor logam-logam tersebut ke Amerika Serikat dan Inggris untuk mengganggu pendapatan ekspor Rusia.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×