Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Lufthansa menyatakan pihaknya tidak memproyeksi bahwa permintaan perjalanan udara akan kembali ke tingkat sebelum pandemi virus corona, setidaknya sampai dengan tahun 2024.
Akibat menyusutnya jumlah penerbangan ini, maskapai penerbangan asal Jerman tersebut membukukan kerugian operasional sebesar 1,7 miliar Euro.
Baca Juga: Dampak Wabah Corona, Lufthansa Akan Hapus 22.000 Tempat Kerja
Mengutip artikel Reuters, Kamis (6/8) anjloknya permintaan untuk perjalanan udara akibat pandemi Covid-19 ini membuat maskapai mengangkut 96% lebih sedikit penumpang dari periode April hingga Juni 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.
Praktis, penurunan pendapatan secara total di kuartal II 2020 menurun sebesar 80% secara year on year (yoy) menjadi 1,9 miliar Euro atau sebanyak US$ 2,25 miliar.
Tanda-tandan tentatif dari pemulihan Eropa sekarang tampaknya terancam oleh wabah dan pembatasan lokal (lockdown) baru, sementara penerbangan jarak jauh seperti ke Amerika Serikat (AS) yang menjadi rute andalan Lufthansa tetap sedikit lantaran sebagian besar wilayah masih ditutup lantaran meningkatnya jumlah kasus infeksi.
"Kami tidak memprediksi permintaan untuk kembali meningkat ke tingkat sebelum krisis, sebelum tahun 2024," ujar Chief Executive Officer Lufthansa Carsten Spohr, Kamis (6/8).
Baca Juga: Terdampak corona, maskapai penerbangan Jerman Lufthansa akan PHK 22.000 pegawai
Pandangan pesimis Lufthansa ini menggemakan perkiraan yang sejatinya sudah diprediksi oleh Air Transport Association (IATA) yang mengatakan butuh lebih dari satu tahun agar penumpang pesawat kembali ke kondisi sebelum krisis.
Bulan lalu, Lufthansa juga sudah melakukan efisiensi dan memangkas 20% dari posisi pemimpinnya dan 1.000 pekerjaan administratif lantaran perusahaan berupaya untuk membayar pinjaman dari negara (bailout) sebesar 9 miliar Euro.