kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Luncurkan serial perdana, Disney+ jadi ancaman nyata bagi dominasi Netflix


Senin, 06 Januari 2020 / 18:12 WIB
Luncurkan serial perdana, Disney+ jadi ancaman nyata bagi dominasi Netflix
ILUSTRASI. Logo Netflix. Kehadrian Disney+ akan jadi tantangan serius bagi dominasi Netflix di pasar video manasuka alias video on demand (VoD) tahun ini. REUTERS/Wolfgang Rattay/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kehadiran Disney+ akan jadi tantangan serius bagi dominasi Netflix di pasar video manasuka alias video on demand (VoD) tahun ini. 16 juta pelanggan Netflix diprediksi bakal hijrah ke Disney+.

November lalu, Disney+ telah menerbitkan debut seri televisinya yakni The Mandalorian senilai US$ 100 juta yang merupakan kisah sampingan dari semesta Star Wars. The Mandalorian yang menghadirkan Bayi Yoda menggegerkan internet. Hari pertama meluncur, 10 juta orang tercatat mendaftar sebagian pelanggan Disney+.

Baca Juga: Ratusan ribu warga Iran menghadiri pemakaman Soleimani

Sejumlah analis menyatakan, Disney+ yang akan diluncurkan di Eropa dan Inggris Maret mendatang bakal merusak pangsa pasar Netflix secara global.

Meski demikian, Chief Content Officer Netflix Ted Sarandos menampik kekhawatiran tersebut. “Kami benar-benar fokus untuk membuat sekitar 160 juta pelanggan kami bahagia tiap malamnya. Hanya itu yang kami pikirkan,” katanya dikutip dari The Guardian, Minggu (5/12)

Sarandos juga masih percaya diri dengan film maupun serial televisi besutan Netflix yang telah mendominasi beberapa penghargaan film bergengsi macam The Golden Globe hingga Oscars. Minggu (5/12), tiga film besutan Netflix jadi nominasi film terbaik dalam gelaran Golden Globes: The Two Popes, The Irishman, dan Marriage Story. Sayang, ketiganya tak ada yang jadi pemenang.

Meski demikian, The Irishman, dan Marriage Story diperkirakan masih akan bercokol di kategori serupa pada helatan Oscars bulan depan.

“Anda telah melihat bagaimana kami Membuat film orisinal dari segi jumlah maupun kualitas, dan yang lebih penting masih akan banyak film bagus yang akan kami buat selanjutnya,” lanjut Sarandos.

Baca Juga: Bisnis di zona Euro makin mendekati stagnasi pada akhir tahun 2019

Meski demikian, Managing Director Weedbush Daniel Ives menyatakan Disney+ bakal tetap mendisrupsi pangsa pasar Netflix. Ia memperkirakan setidaknya 10% atau 16 juta dari total pelanggan Netflix sebanyak 160 juta bakal beralih ke Disney+.

Analisis Ives tak salah, sejumlah konten dari semesta Marvel, hingga animasi Disney dan PIxar bakal jadi magnet bagi Disney+. Apalagi biaya berlangganan Disney+ juga jauh lebih murah dibandingkan Netflix.

Di Amerika paket terpopuler pelanggan Netflix adalah US$ 12,99 per bulan sedangkan Diseny+ menawarkan paket seharga USS 6,99 per bulan. Di Inggris pun, kemungkinan harga berlangganan Disney+ bakal lebih murah di kisaran £ 5,99 per bulan dibandingkan harga Netflix senilai £ 8,99 per bulan.n

Hingga akhir 2020 Disney+ sendiri membidik bisa mendapatkan 50 juta pelanggan yang berasal dari pelanggan berbayar dan pelanggan paket telekomunikasi dari Verizon.

Disney+ juga diprediksi bakal melampaui target prapeluncurunnya dengan meraih 60 juta hingga 90 juta pelanggan. Sementara pada 2024, jumlah pelanggan diprediksi bakal mencapai dua kali lipatnya.

Adapun Netflix kini tengah fokus untuk memproduksi film maupun serial televisinya sendiri, alih-alih menayangkan konten milik perusahaan lain, makanya anggaran konten Netflix juga telah melonjak signifikan tahun ini menjadi US$ 15 miliar.

Baca Juga: Timur Tengah panas, harga emas naik ke level tertinggi dalam enam tahun

“Netflix memiliki katalog kontan 10 kali lipat dari Disney+ yang baru mengandalkan The Mandalorian. Ketika lebih banyak konten berlisensi ini akan jadi nilai tambah bagi pangsa pasar global,” kata Analis Ampere Ricahrd Brouhton.

Ia menambahkan Netflix, Disney+, Amazon Prime Video diprediksi bakal menguasai pangsa pasar video manasuka. Meskipun sejatinya masih ada beberapa platform lain, namun ia menilai pangsa pasarnya tak akan signifikan.

Mesekipun Ives punya pendapat lain, platform video manasuka di samping tiga besar ini sejatinya punya potensi untuk juga merangsek pasar. Apple TV+ misalnya bakal mulai mengurangi biaya langganan pada Mei mendatang menjadi US$ £ 4,99 per bulan.

Adapun Comcast, yang memiliki Universal Studio dan punya konten populer seperti Jurrasic Park maupun waralaba Fast and Furious juga bakal meluncurkan layanan video manasukanya yaitu Peacock. Adapun HBO bakal merilis HBO MAx pada Mei.

Baca Juga: Kian memanas, Iran tinggalkan kesepakatan pembatasan pengayaan uranium

“Target 200 juta pelanggan Netflix pada 2020 akhirnya terlihat sangat kecil di tengah persaingan yang cukup agresif. Kami yakin target tersebut bakal jauh ditingkatkan pada 2021 dengan adanya Disney+, Apple TV+, peluncuran Peaccock dan HBO Max,” lanjut Ives.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×