kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Lyft naikkan harga saham untuk IPO


Kamis, 28 Maret 2019 / 21:27 WIB
Lyft naikkan harga saham untuk IPO


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak mau kalah dari pesaingnya Uber, perusahaan transportasi online asal Amerika Serikat, Lyft Inc menaikan harga saham untuk penawaran umum perdana atau IPO.

Dilansir dari Reuters, Kamis (28/3), Lyft menaikkan harga IPO di kisaran US$ 70-US$ 72 per saham. Artinya, perusahaan menargetkan nilai valuasi hingga mencapai US$ 24,3 miliar. Sebelumnya harga sahamnya ada di kisaran US$ 62-US$ 68. Kenaikan ini sebagai respon atas kekhawatiran investor terhadap kerugian IPO yang sempat dialami oleh Snap Inc pada 2017 silam.

Menghitung dari berbagai sisi seperti opsi saham terbatas, nilai valuasi Lyft akan meningkat menjadi 24,3 miliar. Sementara nilai valuasi saat ini sebesar US$ 15 miliar pada putaran penggalangan dana terakhir pada tahun 2018. 

Jika dihitung dari titik tengah maka kisaran target baru perusahaan sebesar US$ 71 per saham dan perusahaan akan mengumpulkan sekitar US$ 2,1 miliar.

Kenaikan harga itu, diperkirakan akan membuat nilai kapitalisasi pasar Lyft menjadi US$ 20,45 miliar, atau sedikit lebih besar dari Snap Ince ketika melantai di bursa efek pada tahun 2017. Angka ini menjadi IPO terbesar di Amerika Serikat sejak setelah perusahaan raksasa e-commerce Alibaba pada 2014.

Peningkatan harga ini menunjukkan permintaan yang sehat untuk saham baru setelah produsen jeans Levis Strauss & Co juga melantai di bursa pekan lalu. Hal ini menunjukkan bahwa banyak investor bersedia mengabaikan ketidakpastian ketika Lyft yang tengah berjuang meningkatkan profitabilitas dan mempersiapkan transportasi tanpa pengemudi.

Pencarian pendanaan melalui IPO cenderung melambat di awal tahun 2019 karena kondisi pasar belum stabil sejak tahun lalu. Ditambah masalah penutupan pemerintah Amerika Serikat pada Januari lalu sehingga regulator AS menunda proses IPO baru.

Apabila ini terus berlanjut maka aka nada tumpukan permintaan untuk pengalokasian lebih banyak uang dari saham yang dianggap memiliki pertumbuhan tinggi. Diantaranya melalui diversifikasi saham ke Facebook Inc, Amazon.com Inc, Apple Inc, Netflix Inc, dan induk Google, Alphabet Inc.

Meski demikian, strategi dan kemampuan Lyft untuk menghasilkan uang sudah tidak bisa diragukan lagi. Penasihat dana pensiun Union CtW Investment Group mengatakan bahwa Lyft menghadapi menghadapi hambatan yang sama sekali tidak dapat diatasi untuk mendapatkan keuntungan karena masalah dengan strategi penetapan harga perusahaan ride-sharing dan peraturan baru yang mendorong biaya lebih tinggi.

Asal tahu saja, Lyft mencatatkan pendapatan sebesar US$2,16 miliar untuk 2018. Angka itu meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya dan jauh lebih dari US$343 juta pada 2016. Di sisi lain, perusahaan justru mencatat kerugian US$ 911 juta pada 2018, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu US$ 688 juta.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×