Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pencegat, yang ditembakkan secara vertikal baik dari unit bergerak maupun situs peluncuran statis, dirancang untuk meledakkan roket yang masuk di udara, menghasilkan ledakan di langit yang menyertai sirene peringatan selama konflik Israel-Palestina baru-baru ini.
Angkatan bersenjata Israel, IDF, melaporkan bahwa Hamas sudah menembakan lebih dari 1.000 roket sejak awal konflik. Namun hanya sedikit yang bisa menerobos pertahanan Iron Dome. Israel sendiri mengklaim kalau tingkat keberhasilan Iron Dome dalam mencegat roket musuh mencapai 90 persen.
Kelemahan Iron Dome
Namun begitu, sistem pertahanan canggih ini juga tak luput dari kekurangan. Hamas juga tampaknya sudah mempelajari cara kerja Iron Dome, di mana mereka mulai menembakan roket secara salvo beruntun dan bersamaan untuk menguji batas maksimal pertahanan Iron Dome. Iron Dome diduga memiliki titik jenuh.
Sistem ini dinilai efektif mencegat serangan, tetapi tidak mampu menahan rentetan roket yang bertubi-tubi dalam satu waktu. Serangan simultan terbukti bisa menembus sistem dan menimbulkan kerusakan.
Baca Juga: Israel kerahkan serangan udara, Hamas janjikan lebih banyak roket
Bahkan, tak jarang Hamas juga meluncurkan roket palsu untuk mengecoh Iron Dome. Roket-roket pengalih Iron Dome itu dibuat dengan harga murah dari bahan-bahan logam seadanya.
Sementara itu dikutip dari Missile Threat, selain harga rudalnya yang juga sangat mahal, proyek infrastruktur Iron Dome memakan biaya sangat besar. Iron Dome mulai dikembangkan sejak tahun 2007 atau setelah wilayah negara itu dihujani roket dari Hizbullah saat berkonflik dengan milisi asal Lebanon itu.
Baca Juga: Hampir 3.000 roket sudah ditembakkan ke Israel, berapa biaya yang Hamas keluarkan?