Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
Menurut aktivis hak sosial terkemuka Ivy Josiah, kaum Muslim Melayu banyak yang merasa khawatir atas semangat inklusivitas yang didorong Mahathir cs. “Kami sangat bangga bahwa orang non-Melayu menjadi menteri,” katanya.
"Pemerintah tidak menyadari hubungan rapuh antara ras, rasa tidak aman Muslim Melayu dan bagaimana oposisi dapat menggunakan agama dan ras untuk memecah belah," katanya.
Baca Juga: Muhyiddin Yassin resmi dilantik sebagai perdana menteri Malaysia
Selama kampanye pemilihan 2018, Mahathir mengatakan bahwa pemerintahannya akan lebih transparan dalam pemberian kontrak pemerintah nyang seringkali jatuh ke tangan orang Melayu.
"Saya pikir Muhyiddin akan memimpin pemerintah Melayu yang lebih pro-etnis yang lebih dicirikan oleh divisi sosial, nasionalisme ekonomi, dan mungkin lebih sedikit pengekangan fiskal," kata Peter Mumford dari konsultan Eurasia.
Asal tahu, menurut konstitusi Malaysia semua orang Melayu adalah Muslim. Mereka membentuk lebih dari 60% populasi di negara ini. Sementara mayoritas warga non-Melayu di Malaysia bukan Muslim.
Baca Juga: Raja Malaysia tunjuk Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri yang baru