kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mahathir: Anda bisa menyalahkan Indonesia, tapi mereka akan terus membakar hutan


Jumat, 27 September 2019 / 04:30 WIB
Mahathir: Anda bisa menyalahkan Indonesia, tapi mereka akan terus membakar hutan


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan, saat ini tidak ada sistem internasional yang bisa memaksa Indonesia menangani kebakaran hutan dan lahan.

"Anda bisa menyalahkan Indonesia, Anda bisa mengkritik mereka, tapi mereka akan terus membakar hutan dan lahan," kata Mahatir dalam Forum Pemimpin Dunia di Universitas Columbia, New York, Rabu (25/9), seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Di acara itu, Mahathir mendapat pertanyaan: apakah tindakan yang lebih kuat seperti sanksi ekonomi atau mendesak komunitas internasional untuk berbicara menentang Indonesia akan membantu mengatasi masalah kabut asap, mengingat situasi yang semakin gawat?

Baca Juga: Hadapi Karhutla perlu pengawasan kegiatan korporasi dan penegakkan hukum tegas

Dalam jawabannya, Mahathir menggambarkan, sejajar dengan kebakaran hutan yang terjadi di Brasil.

"Seperti yang Anda ketahui, Presiden baru Brasil percaya pada pembakaran hutan untuk pertanian lebih banyak, dan belum ada yang menghentikannya. Jadi, saya pikir sistem tidak memungkinkan kita untuk ikut campur dalam urusan internal negara lain," ujarnya.

Tapi, Mahathir menyebutkan, akan tiba saatnya kebakaran hutan akan menjadi begitu parah sehingga seluruh dunia akan berselimut kabut asap.

Baca Juga: Polri umumkan jumlah tersangka karhutla di Kalteng bertambah

"Pada waktu itu, saya pikir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bisa mengatakan, ya, ini bukan masalah nasional, ini bukan urusan rumahtangga (lebih lama lagi), ini adalah masalah bagi dunia (untuk menyelesaikan) dan bahwa dunia harus menggunakan hak untuk mengambil tindakan," sebut dia.

"Jika kita memiliki kerangka berpikir itu, maka kita bisa melakukan sesuatu ketika seseorang menolak menerima bantuan untuk memadamkan api, misalnya," imbuh Mahathir.

Mahathir menuturkan, "Saat ini, PBB tidak bisa melakukan apa-apa, tetapi kita harus mencoba persuasi".

Malaysia, yang tercekik oleh kabut asap yang berasal dari kebakaran di Indonesia dalam beberapa minggu terakhir, siap membantu Indonesia dalam upaya pemadaman kebakaran. Tapi, Indonesia menolak tawaran itu.

Baca Juga: BNPB: Penyebab kebakaran hutan dan lahan 99% karena ulah manusia

Tawaran itu Malaysia sampaikan melalui surat yang ditulis Yeo Bee Yin, Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim, kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Indonesia dan Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur.

Mahathir mengaku, dia ingin sekali bertanya kepada Presiden RI Joko Widodo, mengapa Indonesia menolak bantuan Malaysia untuk memerangi kebakaran hutan dan lahan.

"Saya ingin bertanya, mengapa Anda tidak ingin menerima bantuan? Tapi, saya belum melakukannya," katanya seperti dikutip Malay Mail.

Karena itu, Malaysia sedang mempertimbangkan Undang-Undang tentang Kabut Asap Lintas Batas untuk memaksa perusahaan-perusahaan asal negeri jiran untuk memadamkan api di negara tempat mereka beroperasi.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×