kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Makin represif, polisi Myanmar tangkap puluhan pendemo penentang kudeta militer


Selasa, 09 Februari 2021 / 15:14 WIB
Makin represif, polisi Myanmar tangkap puluhan pendemo penentang kudeta militer
ILUSTRASI. Orang-orang menunjukkan salam tiga jari dan memegang poster menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi saat mereka mengambil bagian dalam protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 7 Februari 2021.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - YANGON. Para pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer Myanmar kembali turun ke jalan untuk hari keempat berturut-turut pada Selasa (9/2), menghadapi polisi yang menangkap lebih dari dua lusin pendemo.

Kudeta 1 Februari dan penahanan pemimpin sipil terpilih Aung San Suu Kyi telah memicu gerakan pembangkangan sipil yang berkembang yang memengaruhi operasional rumahsakit, sekolah, dan kantor pemerintah.

Polisi Myanmar menembakkan meriam air ke pengunjuk rasa damai di ibu kota Myanmar, Naypyidaw untuk hari kedua, Sebab, kerumunan menolak untuk membubarkan diri, sebuah video yang di-posting di Facebook menunjukkan.

Melansir Channel News Asia, di Bago, arah Timur Laut pusat komersial Yangon, polisi menembakkan meriam air dan menghadapi kerumunan besar, sebuah video memperlihatkan.

Baca Juga: Myanmar memanas, demonstrasi melawan militer yang berkuasa terus berlanjut

Unjuk rasa tolak kudeta militer di Naypyitaw

Polisi menangkap sedikitnya 27 demonstran di kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay, termasuk seorang jurnalis, menurut organisasi media setempat.

Protes baru juga muncul di berbagai bagian di Yangon, termasuk di dekat markas Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai pimpinan Aung San Suu Kyi yang digulingkan junta Myanmar.

Para pengunjuk rasa membawa poster anti-kudeta termasuk yang bertuliskan "Kami ingin pemimpin kami", mengacu pada Aung San Suu Kyi, dan "Tidak ada kediktatoran".

Guru ikut turun ke jalan

Di Distrik San Chaung, di mana pertemuan besar secara khusus dilarang, sejumlah guru berbaris di jalan utama, melambaikan salam tiga jari yang telah menjadi ciri khas para pengunjuk rasa.

Baca Juga: Demonstrasi anti-kudeta merajalela, Jenderal Myanmar janji untuk gelar pemilu baru




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×